Page 14 - Quality Assurance of Blended and Online Learning : Standards and Implementation
P. 14

NASKAH BUKU BESAR PROFESOR UNIVESITAS TERBUKA

             2    LATAR BELAKANG

                      Selama beberapa dekade terakhir, pengembangan  sistem
                  penjaminan mutu atau  quality assurance (QA) telah menjadi salah
                  satu yang paling penting bagi reformasi pendidikan tinggi di seluruh
                  dunia, termasuk pada dunia pendidikan jarak jauh (PJJ). Hal ini dipicu
                  oleh berbagai perubahan yang terjadi, di antaranya meningkatnya
                  jumlah peserta didik dan mobilitas peserta didik antarnegara yang
                  menuntut adanya kepastian pemenuhan standar kualitas minimum;
                  berkembangnya model-model  penyelenggaraan pendidikan  baru,
                  seperti  blended  learning, micro-credentials,  dan pendidikan terbuka
                  daring  yang  masif  (massive open online courses  atau  MOOCs);
                  meningkatnya penyelenggara pendidikan swasta; terjadinya reformasi
                  pengelolaan penyelenggara pendidikan yang semakin otonom dan
                  menuntut akuntabilitas; serta pengembangan masyarakat berbasis ilmu
                  pengetahuan (Uvalić-Trumbić & Martin, 2021). Semua ini menjadikan isu
                  mutu dan penjaminan mutu tepat berada di jantung diskusi internasional
                  tentang pendidikan tinggi di seluruh dunia.
                      Pada kenyataannya, institusi pendidikan memang selalu dihadapkan
                  pada pertanyaan tentang mutu pendidikan dan pembelajaran yang
                  mereka selenggarakan. Pertanyaan tentang mutu bisa berbeda
                  tergantung siapa yang menanyakan karena kata ‘mutu’ diasosiasikan
                  dengan hal berbeda oleh orang atau pihak yang berbeda. Orang tua
                  dan mahasiswa mungkin mengartikan mutu sebagai nilai ujian, IPK, atau
                  kemudahan untuk mendapat pekerjaan. Dunia kerja sebagai pengguna
                  lulusan mungkin mengartikan mutu sebagai kesiapan lulusan untuk
                  bekerja dan memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam melaksanakan
                  pekerjaan. Namun, pemerintah mungkin mengasosiasikan mutu dengan
                  pemanfaatan sumber daya yang efisien atau pencapaian target angka
                  partisipasi masyarakat dalam pendidikan (APK).
                      Bagi institusi sendiri, mutu biasanya diartikan secara lebih kompleks
                  dan komprehensif serta untuk memenuhi kriteria tertentu dalam rangka
                  pemerolehan status akreditasi atau pemenuhan standar nasional. Jadi,
                  mutu memiliki multimakna, yaitu efektivitas dalam mencapai tujuan,
                  relevansi dengan kebutuhan, efisiensi dalam pemanfaatan sumber
                  daya, pemenuhan standar/kriteria, dan keunggulan. Kesimpulannya,
                  pandangan akan mutu memang memerlukan pendekatan yang
                  bertingkat sesuai dengan peran atau posisi pemangku kepentingan.
                  Pada  tingkatan  mikro,  penjaminan  mutu  berkaitan  dengan  program,
                  kurikulum, peserta didik, dan tenaga akademik (pengajar/dosen); pada
                  tingkatan meso berkaitan dengan aspek organisasi kelembagaan,
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19