Page 191 - Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
P. 191

Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB)                                                                                           Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta


                             Sebagaimana yang telah ditulis di atas, Soekarno adalah manusia multidimensi
                174                                                                                                                                                                                             175
                        dalam  artian  mengenal  Soekarno bisa ditinjau  dari berbagai  sudut pandang.  Bagi
                        seseorang  yang  menekuni  Islamisme  umpamanya,  Soekarno  bisa  dijadikan  sebagai
                        salah  satu  panutan.  Sebab  dalam  sejarah  tertulis  bagaimana  Soekarno  memandang
                        agama dan kecintaannya ia buktikan ketika menjadikan makam ulama besar umat Islam
                        Imam Bukhari  sebagai syarat agar ia mau mengunjungi Presiden Uni Soviet Nikita
                        Kruschev (Prasetyo, 2021; Tempo.co, 2019). Apalagi jika seseorang penganut ideologi
                        nasionalis maka Soekarno akan menjadi  sosok  yang paling ia kagumi. Bahkan jika
                        seseorang tersebut menganut paham ideologi Marxis pun tampaknya akan mengagumi
                        Soekarno juga. Keadaan ini tentu saja bersumber dari pemikiran politik Soekarno pada
                        periode Demokrasi Terpimpin tentang NASAKOM (Nasionalis, Agama dan Marxisme)
                        (Soekarno, 2016). Meskipun gagasan ini terasa sangat utopis dan telah gagal secara
                        historis namun jika direnungi lebih dalam tentu saja akan membuat kita terkagum-kagum
                        dengan pemikirannya. Lagi pula, sebagaimana  yang pernah dikatakan oleh Dawam
                        Rahardjo  (2017) “Seorang ideolog  seringkali  dianggap  sebagai  berkecenderungan
                        utopis” dan wajar saja jika kemudian Soekarno terlihat seperti demikian.
                             Terakhir  dan yang paling  penting  dari sosok Soekarno adalah  warisan
                        pemikirannya  tentang  Pancasila.  Di tengah  riuhnya  perdebatan  mengenai  dasar  apa
                        yang paling cocok untuk Indonesia pada sidang BPUPKI  (Badan Penyelidik Usaha
                        Persiapan Kemerdekaan Indonesia) Soekarno mencetuskan gagasannya pada tanggal 1
                        Juni 1945. Gagasan tersebut menjadi pegangan dan dasar kita dalam bernegara sampai
                        saat ini yakni Pancasila. Pancasila merupakan warisan pemikiran yang sangat luar biasa
                        bagi kita. Kita patut bersyukur dengan warisan tersebut sebab dengan kehadirannya,
                        Indonesia bisa menjadi  negara yang kuat, solid dan berkarakter. Meskipun terdapat
                        tantangan di sana-sini, namun harus diakui bahwa Pancasila sebagai sebuah gagasan
                        politik telah terbukti teruji selama 77 tahun. Setidaknya sampai saat ini, Pancasila masih
                        kokoh sebagai fondasi bangsa dan tidak ada satu rezim pun yang berupaya mengingkari
                        wibawa dan kesaktiannya.


                        2.   Soekarno: Riwayat Hidupnya

                             Soekarno lahir tanggal 6 Juni 1901, di Peneleh Surabaya dan meninggal di Jakarta
                        21 Juni 1970, keluarga Soekarno lahir dari perpaduan antara bangsawan kelas priyayi
                        dari sang ayah dan keluarga Brahmana dari sang ibu yang taat beribadah. Memiliki
                        latar belakang pendidikan yang cukup baik sebab ayahnya adalah seorang guru dan
                        selalu mendidik Soekarno dengan disiplin tinggi sehingga membuatnya menjadi murid
                        yang unggul. Kemudian ditambah lagi ketika melanjutkan pendidikan di Hogere Burger
                        School (HBS) di Surabaya tahun 1916 ia bertemu dengan tokoh kharismatik Sarekat
                        Islam, H.O.S Tjokroaminoto dan bahkan Soekarno indekos di rumah Tjokroaminoto.
                        Selama  tinggal disitu, Soekarno dijadikan  sebagai murid oleh  Tjokroaminoto  dan
                        Soekarno  mendapatkan  banyak  pengalaman  dan  pelajaran  dari  tokoh  kharismatik
                        tersebut. Soekarno mengungkapkannya ketika diwawancarai oleh Cindy Adams:
   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196