Page 66 - Transformasi Sosial Menuju Masyarakat Informasi Yang Beretika dan Demokratis
P. 66
50
Bagian I: Politik, Kebijakan Publik danKetimpangan Digital
akan mendorong daya terima dan arah penciptaan partisipasi menjadi lebih
maksimal. Oleh karena itu, model ini perlu diuji melalui suatu eksperimen
social yang mensimulasikan program dengan penguatan dimensi
engagement.
Kesimpulan
Tipologi partisipasi yang muncul dalam pengelolaan program partisipasi
masyarakat berada pada area non‐participation, risk taking dan kemitraan.
Hal tersebut terjadi disebabkan oleh variasi implementasi program yang
memiliki desain pelaksanaan berbeda. Pada program yang telah terancang
baik, seperti PNPM Perkotaan telah mencapai tingkat kemitraan meskipun
belum optimal menggerakkan partisipasi masyarakat. Sementara pada
program yang tidak terdesain dengan baik, seperti program gema sewu
bersenyum manis menunjukkan tingkat non‐participation disebabkan desain
program yang lebih berorientasi proyek, sehingga aspek partisipasi tidak
terbangun.
Kondisi partisipasi yang terjadi didorong juga oleh factor perilaku
masyarakat yang terdiri dari tiga wujud factor, yaitu: (1)Kepercayaan atau
kesempatan untuk berpartisipasi. Faktor pertama ini bisa dicermati dalam
program gema bersewu manis yang berada pada tahap non‐participation,
kondisi tersebut didorong oleh kurangnya kepercayaan atau kesempatan
yang diberikan untuk berpartisipasi, (2) Kemampuan untukberpartisipasi.
Faktor kedua ini bisa dicermati dalam pelaksanaan program PNPM
perkotaan, dimana masyarakat masih memiliki pemahaman yang lemah
terhadap partisipasi dalam program tersebut sehingga pada akhirnya
meskipun telah terjadi partisipasi dengan tipe kemitraan namun belum
optimal, dan (3) Kemauan untukberpartisipasi dalam setiap kegiatan
ditentukan oleh ada atau tidaknya kepentingan yang bersangkutan. Faktor
ketiga ini bisa diamati terjadi dalam pelaksanaan program promosi
kesehatan dimana masyarakat tertarik untuk berpartisipasi karena
diyakinkan kepentingan mereka akan kondisi kesehatan yang lebih baik.
Oleh karena itu dapat dipahami jika tingkatan partisipasi yang dicapai
adalah pada tahap risk taking.
Model pengelolaan partisipasi berbasis perilaku dibangun dengan
mengadopsi konsep community engagement dan personal engagement.
Pada dimensi individu, bangunan model partisipasi berbasis perilaku
masyarakat terkait dengan konsepsi personal resources yang merupakan
prediktor work engagement. Kata kunci dalam uraian tersebut adalah