Page 19 - Transformasi Sosial Menuju Masyarakat Informasi Yang Beretika dan Demokratis
P. 19
Bagian I: Politik, Kebijakan Publik danKetimpangan Digital
Inklusif
Muhammad Husni Arifin
Program Studi Sosiologi
Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FHISIP)
Universitas Terbuka
PENDAHULUAN
Internet, Ketimpangan Digital dan Kebijakan 3
Perkembangan pesat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang
dimulai di era 90‐an telah mengubah konstruksi tatanan sosial lama menjadi
tatanan sosial baru yang berbasis pengetahuan dan teknologi informasi
(Ferro, Dwivedi, Gil‐Garcia, & Williams, 2010). Manuel Castells (1996)
menyebut tatanan sosial baru dengan istilah “network society” di mana
fungsi dan sistem masyarakat lebih banyak diatur dalam struktur jejaring
(network) daripada struktur fisik. Tatanan sosial baru yang berbasis
teknologi ini merupakan sebuah “ruang baru” yang bersifat artifisal dan
maya atau yang disebut dengan cyberspace. Dengan demikian, teknologi
informasi dan komunikasi telah memicu suatu perubahan besar dalam
kehidupan masyarakat yang sebelumnya berdasarkan relasi‐relasi alamiah
berubah berdasarkan cara baru yang sebagian besar bersifat artifisial
(Piliang, 2012).
Perkembangan pesat TIK ini setidaknya juga telah menghidupkan
harapan baru, terutama bagi kelompok ekonom Neoklasik, bahwa efek dari
inovasi teknologi dan kekuatan pasar akan mampu menghapus ketimpangan
dalam masyarakat. Jalinan antara TIK dan aktivitas sehari‐hari juga semakin
tidak bisa dipisahkan, seperti dalam bidang pendidikan, pekerjaan, belanja,
distribusi barang dan jasa, komunikasi antar individu, dan berbagai aktivitas
lainnya. Selain itu, para pembuat kebijakan (policy makers) di hampir
seluruh dunia juga berbondong‐bondong untuk menerapkan e‐governance
dalam sistem pemerintahan mereka.
Meskipun demikian, hubungan antara relasi sosial dan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) selain dapat memberdayakan individu atau
kelompok sosial juga memiliki sisi lain yang dapat mengakibatkan
fragmentasi, marjinalisasi dan ketidakberdayaan. Fenomena semacam ini
dinamakan dengan ketimpangan digital (digital divide). Ketimpangan digital