Page 78 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 78
tanaman pertanian maupun kehutanan, sebagai aquakultur, dapat
digunakan sebagai bahan bakar, media pembibitan, ameliorasi tanah,
dan untuk menyerap zat pencemar lingkungan (Osaki, 2016).
Lahan gambut yang terlantar (bongkor), akibat kebakaran, lahan
tidak dapat diberdayakan/ditanami, dan cenderung semakin luas. Hal
ini disebabkan lahan gambut yang terbakar, permukaan lahan tidak
rata, mengalami subsiden (amblasan). Sudradjat (2006) melaporkan
laju amblasan 0,36 cm/bulan pada tanah gambut Saprik di Barambai,
Kalimantan Selatan selama 12-21 bulan setelah reklamasi, sedang
untuk gambut Saprik di Talio, Kalimantan Tengah lajunya 0,178
cm/bulan, dan bahan gambut Hemik Saprik 0,9 cm/bulan. Demikian
juga pada lokasi yang sama penurunan muka lahan di Desa Babat Raya
dan Kolam Kanan Kecamatan Barambai, Kalimantan Selatan mencapai
antara 75-100 cm dalam masa 18 tahun. Pengelolaan lahan gambut di
Ulin Kalimantan Selatan terdapat pada Gambar 1.
Sumber: Tim Sintesis Kebijakan (2008)
Gambar 1. Pengelolaan Lahan Gambut di Ulin Kalimantan Selatan
Sayangnya, kegiatan pembangunan yang tidak terkendali acapkali
menimbulkan dampak yang buruk bagi lahan gambut, dan pada
akhirnya berimbas pula pada kehidupan masyarakat lokal yang
hidupnya bergantung pada keberadaan lahan gambut. Pada tahun
2004-2011 (selama 7 tahun) lahan gambut di Sumatera berkurang
10,7%, di Kalimantan berkurang 17,2%, dan di Papua berkurang
28,8%. Lahan gambut dapat menyusut atau bahkan hilang, disebabkan
62 Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City