Page 67 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 67

penyakit baik berasal dari satwa yang dilepas ke populasi alami maupun
               berasal  dari  interaksi    manusia  dengan  satwa  peliharaan  ke  populasi
               alaminya. Kedua, biaya untuk rehabilitasi Orangutan sangat tinggi apabila
               menggunakan  prosedur  resmi  terstandar  dapat  mencapai  US$
               195/bulan/Orangutan.  Ketiga, tingkat keberhasilan pelepasan sulit untuk
               diketahui.  Data  yang  ada  dari  Kalimantan  menunjukkan  bahwa  satwa
               lepasan mengalami tingkat mortalitas yang tinggi setelah pelepasan, baik
               satwa  tersebut  dari  generasi  pertama  yakni  satwa  yang  lahir  di  alam
               namun  sempat dipelihara manusia maupun generasi kedua yaitu satwa
               yang lahir di pusat-pusat rehabilitasi (Singleton  et al., 2004). Ditegaskan
               pula oleh Carel van Schaik (1996), bahwa bagaimanapun daya tampung
               hutan tropika humida dataran rendah sebagai habitat alami Orangutan
               akan  terbatas  dan  bahkan  menyempit  akibat  pembalakan  yang
               berlangsung  terus  menerus,  sehingga  pelepasliaran  ke  kawasan
               dilindungi-pun  tidak dapat menjamin penghentian laju kepunahan.
                   Berdasarkan  hal  tersebut  serta  pertimbangan  kendala  dan  biaya
               maka perlu dipertanyakan kembali apakah upaya reintroduksi Orangutan
               masih perlu dilanjutkan? Sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut perlu
               dipertimbangkan  beberapa  hal,  pertama melalui berbagai kasus bahwa
               Orangutan seringkali telah menjadi sorotan ranah informasi utama media
               masa  yang  memiliki  peranan  penting  sebagai  perlambang  penegakan
               hukum,  di  samping  bernilai  tinggi  sebagai  perwakilan  pendidikan
               pelestarian spesies dan habitat hutan tropika humida di Indonesia. Kedua,
               pelepasan  akan  tetap  diperlukan  bila  manusia  ingin  mengembalikan
               harkat  individu  (kualitas  hidup)  Orangutan  yang  dipelihara,  dan  pusat-
               pusat  rehabilitasi  itu  sendiri  memberikan  kesempatan  yang  baik  untuk
               mempelajari perilaku Orangutan (Singleton et al., 2004).
                   Bukan hal baru lagi bahwa penanganan penyelamatan Orangutan di
               Indonesia  telah  lama  dilakukan  melalui  kerjasama  antara  pemerintah
               dengan organisasi WWF, namun begitu ketercapaian program konservasi
               hewan  tersebut  terkesan  lambat  bahkan  mengkhawatirkan  untuk
               keberhasilannya.  Penulis  memberikan  sumbangan  pemikiran  sebagai
               berikut:
               1)  Keberadaan  hutan  tropika  humida dataran rendah sebagai habitat
                   alami  Orangutan  merupakan  sumber  permasalahan  utama  yang
                   harus  dijaga  serius  dan  dilestarikan  keutuhan  ekosistemnya  oleh
                   pemerintah  dalam  hal  ini  Kementerian  KLH  dan  Kehutanan.

                               Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City    51
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72