Page 260 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 260
menekankan pada keterkaitan antara budaya masyarakat dengan
sumberdaya tumbuhan, baik secara langsung maupun tidak langsung
(Setiawan & Qiptiyah, 2013). Pemahaman tentang Etnobotani
berguna agar masyakarat dapat mempertahankan kearifan lokal yang
dimilikinya dalam pemanfaatan tumbuhan atau tanaman
diperkarangan rumah.
Pengetahuan masyarakat lokal dalam memanfaatkan sumber daya
tumbuhan akan sangat membantu menjaga kelestarian
keanekaragaman hayati dan usaha domestikasi tanaman obat (Kandari
et al., 2012). Pengetahuan masyarakat dalam memanfaatkan sumber
daya tumbuhan dapat dilihat melalui apotik hidup. Apotik hidup
merupakan istilah penggunaan lahan yang ditanami tumbuhan yang
berkhasiat untuk obat secara tradisional (Syarif et al., 2011).
Pekarangan merupakan lahan terbuka yang terdapat disekitar
lingkungan rumah tinggal. Pekarangan rumah merupakan tempat yang
sangat tepat untuk melaksanakan apotik hidup untuk tanaman
berkhasiat obat (Nurmayulis & Hermita, 2015).
Tumbuhan atau tanaman obat tradisional merupakan tanaman
yang dapat dipergunakan sebagai obat, baik yang disengaja ditanam
(budidaya) maupun tanaman yang tumbuh secara liar (Nursiyah,
2013). Tanaman dimanfaatkan oleh masyarakat untuk diramu dan
disajikan sebagai obat guna penyembuhan penyakit. Obat tradisional
adalah ramuan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang
berkhasiat obat (Hajawinata et al., 2015). Penggunaan tanaman obat
atau jamu sebagai obat tradisional diharapkan dapat digunakan
sebagai pengobatan komplementer alternatif yang bisa disandingkan
dengan pengobatan konvesional (modern) yang sudah berkembang
dan telah lama dipakai pada fasilitas pelayanan kesehatan (Ahmad,
2012). Sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah melalui puskesmas
pada masyarakat perkotaan diharapkan dapat mepertahankan
kearifan lokal interaksi masyarakat dengan lingkungan alamnya
(Etnobotani), seperti membuat apotik hidup, sehingga meningkatkan
kualitas hidup masyarakat di perkotaan dan kualitas lingkungannya
(Suryadarma, 2008).
244 Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City