Page 258 - Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (Di dedikasikan kepada DR. Setijadi, M.A)
P. 258

perkembangan-perkembangan yang  terjadi di dalam maupun di luar sis-
        tern pendidikan UT dalam periode tersebut.


        Lima Tahun Pertama (1984-1989)
           Pada pergantian dasawarsa tahun 70-an ke tahun 80-an, dunia pendi-
        dikan tinggi di Indonesia dihadapkan pada satu permasalahan besar, yaitu
        meningkatnya permintaan akan pemenuhan kebutuhan pendidikan tinggi.
        Situasi ini menyebabkan menjamumya perguruan tinggi swasta yang lebih
        berfokus kepada peningkatan kemampuan daya  tampung siswa daripada
        kualitas pendidikannya. Dalam upaya mengeodalikan kualitas pendidi.kan
        tinggi,  pemerintah berinisiatif meningkatkan daya  tampung  di jajaran
        perguruan tinggi negeri. Upaya ini memperoleh hambatan yang cukup be-
        rat,  antara  lain  karena  tidak  tersedianya  sumber  daya  manusia  yang
        memadai di  perguruan tinggi negeri,  di samping kendala fisik yang me-
        mang tidak memungkinkan adanya peningkatan daya tampung.  Padahal,
        pada PELITA N, pemerataan kesempatan belajar menjadi salah satu un-
        sur dalam Delapan Jalur Pemerataan Pembangunan.  Situasi ini semakin
        dipersulit dengan kenyataan geografis Indonesia yang merupakan negara
        kepulauan, sehingga sangat menyulitkan untuk suatu lembaga pendidikan
        menjangkau seluruh warga negara Indonesia yang tersebar di sekitar 17.000
        pulau. Pada situasi seperti itu,  UT, sebagai universitas yang menerapkan
        sistem  belajar  terbuka  dan jarak jauh,  dipandang  sebagai  solusi  untuk
        memecahkan masalah tersebut.  Dalam sistem belajar terbuka dan jarak
        jauh, proses belajar mengajar lebih mengutamakan sistem belajar man-
        diri  dengan  mempergunakan  beragam  media  belajar  cetak  maupun
        noncetak. Sistem bela  jar jarak jauh juga berlandaskan pada sistem resour-
        ce sharing, artinya, sumber daya yang terbatas, baik sumberdaya manu-
        sia (pakar)  maupun fasilitas  fisik  yang  terdapat di  beberapa  perguruan
        tinggi negeri, dimanfaatkan untuk melaksanakan proses pembelajaran UT.

                                       263
   253   254   255   256   257   258   259   260   261   262   263