Page 47 - Pendidikan Terbuka Untuk Indonesia Emas
P. 47

1. Pendidikan Terbuka dan Modal Insani Indonesia


 Sebagian ahli, peneliti dan praktisi Pendidikan Terbuka (PT) lebih   seputar PJJ dalam berbagai literatur dan forum sejauh ini telah
 menyoroti dimensi pedagogis dan interaksi antara pembelajar   menyoroti dari berbagai perspektif. Secara historis, PJJ telah
 dan  tutor  menggunakan  perangkat  (platfom)  teknologi   mengalami  tahapan  perkembangan  yang  cukup  pesat  dari
 pendidikan  sampai  pada  desain  instruksional  (instructional   satu Era (Age) pada level makro dan dari satu Generasi PJJ ke
 systems  design)  berupa  pengembangan  kurikulum  dengan   Generasi berikutnya pada level mikro hingga sekarang sudah
 segala  tahapannya  (course  design)  dan  berbagai  upaya   memasuki Era ke-3 dan Generasi ke-5 PJJ (Taylor 2001; Moore
 pemutakhiran  bahan  ajar  (termasuk  pengelolaannya)   & Kearsley, 2005/2012; Casey, 2008; Bozkurt, 2019) , seperti
 menggunakan kecanggihan teknologi pendidikan (Suparman,   yang terlihat pada Gambar 1 dan Gambar 3.
 2009),  strategi  pembelajaran,  delivery  system  serta  sistem
 penjaminan mutu PT (Rogers, dkk, 2009). Dengan kata lain,   Berbagai versi batasan tentang PTJJ kemudian diusulkan oleh
 narasi  terkait  PT  lebih  dominan  mengkaji  dari  sisi  teori ,   beberapa institusi atau otoritas terkait, misalnya Departemen
 1
 konfigurasi teknologi pendidikan, managemen berupa praktik   of  Education  (1997),  Commonwealth  of  Learning  (1999),
 baik (best pratices) PT dari berbagai belahan dunia, termasuk   UNESCO  (2002),  dan  Open  and  Distance  Learning  Quality
 Universitas  Terbuka  (UT)  sebagai  institusi  pelopor  PT  di   Council (2012). Prinsip-prinsip PTJJ yang diusung antara lain
 Indonesia selama hampir lebih dari 35 tahun terakhir. Bahkan,   meliputi  learner-centred,  lifelong  learning,  open  access,
 berdasarkan jumlah mahasiswa, UT termasuk kategori mega-  recognition  of  prior  learning  (RPL),  learner  support  system,
 university  (Daniel,  1996;  Moore  dan  Kearsley,  2012)  karena   institutional  accreditation,  mixed-media  course,  computer-
 selama perkembangannya memiliki jumlah mahasiswa sampai   based  learning,  synchronous/asynchronous  communication/
 ratusan ribu mahasiswa.  learning, openess, flexibility, e-learning, blendd learning, open
               learning centre, face-to-face tutorial. Semua konsep tentang
               PTJJ tersebut melahirkan beragam istilah dan variannya yang
               kemudian dihimpun dalam terminologi bidang PTJJ.

               Bagi  para  ahli  teori  dan  praktisi  PTJJ,  penggunaan  istilah-
               istilah  khusus  PTJJ  sudah  menjadi  bagian  dari  diksi  dalam
               komunikasi  bidang  terkait.  Namun,  tidak  bagi  masyarakat
               secara umum, apalagi tren PT dan PJJ  di Indonesia semakin
 Gambar 1. Era dan Generasi PJJ  populer. Oleh karena itu, tulisan ini dimaksudkan untuk lebih
               memasyarakatkan terminolgi bidang PTJJ sehingga dunia atau
 Jika  PT  lebih  mengacu  pada  kebijakan  politik  yang   sistem pendidikan tersebut akan semakin dikenal oleh semua
 mencerminkan  visi  politik  (Bates,  1995;  Belawati,  1999),   pemangku kepentingan.
 maka  PJJ  secara  umum  lebih  bicara  tentang  metodologi
 belajar-mengajar secara jarak jauh (Pannen, 1999). Diskursus   Tidak  banyak  tulisan  yang  menyoroti  aspek  linguistik/
               kebahasaan PT dan PJJ berbasis bukti-bukti empiris sehingga
 1  Generasi  teori  PT  meliputi  cognitive-behaviourism  (Jonassen,  1992;  Ertmer  &
 Newby,  1993),  social-constructivism  (Wilson,  1996),  connectivism  (Siemens,
 2004;2005).


                                           37

                                                                                                Gambar 1. Era dan Generasi PJJ
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52