Page 333 - Cakrawala Pendidikan: E-Learning Dalam Pendidikan
P. 333

/Jroto.lt\1\'uio.  l.ikuldu L-Filuuuion


        prosesnya  dapat  berJalan  secara  interaktif  dua  arah,  serta
        mengandung semacam  'personal touch' an tara  kedua  in san  yang
        berkomunikasi.   Obyek  yang   ingin   dikomunikasikan   dapat
        bermacam-macam  bentuknya,  dan  karena  itu  cara  melakukan
        komunikasinya  JUga  dapat  berbeda-beda.  Ada  yang  dapat
        diwujudkan  secara  lisan  seperti  gagasan-gagasan  yang  dapat
        dilakukan  lewat  diskusi.  Tetapi  ada  pula  yang  komunikasinya
        harus  dibantu  dengan  ungkapan  tulisan,  misalnya  ketika  guru
         menyampaikan  1nformas1  tentang  rumus  matematika,  sebab
         ungkapan  rumus  seperti  itu  dalam  bentuk  lisan  kadang-kadang
         rum1t.  Karena itu d1  kelas tersed1a papan tul1s.
                Ada  lagi   yang  komun1kas1nya  harus  dibantu  dengan
         gambar,  misalnya  ketika  guru  harus  menyampaikan  informasi
         tentang  binatang  yang  namanya  'kuda  nil',  sebab  binatangnya
         tldak  dapat  d1bawa  untuk  d1tonton  di  kelas.  Ada  pula  yang
         komunikasinya  harus  d1bantu  dengan  peralatan  lain  seperti
         misalnya peragaan  eksperimen  reaks1  kimia,  sebab reaksi  seperti
         1tu  memerlukan  bahan  khusus  dan  hanya  terjadi  kalau  ada
         perlakuan  tertentu  pada bahan-bahan  tersebut.  Bahkan  ada  yang
         kornunikasinya harus diperagakan melalui gerakan si  guru sendiri,
         sepert1  yang  teqadi  pada  pelaJaran  menari,  atau  bermain  sepak
         bola.
                DitinJau  dari  sisi  biaya dan  waktu,  komunikasi  tatap-muka
         merupakan  komunikasi  yang  paling  'mahal'  sebab  hanya  dapat
         terjadi  bila  kedua  individu  berada di  tempat  yang  sama dan  pada
         waktu  yang  sama.  Oleh  sebab  itu  berkembang  juga  bentuk
         komunikasi  yang  sifatnya  lintas  waktu  dan  lintas  tempat.  Prasasti
         serta  lukisan-lukisan  permanen  pada  batu-batu  candi  Borobudur
         misalnya  adalah  alat  berkomunikasi  yang  diharapkan  sanggup
         melintasi  waktu  yang  cukup  panjang,  karena  tidak  mudah  lapuk
         akibat  cuaca  hingga  berabad-abad  lamanya.  Yang  lebih  modern
         lagi  adalah  buku,  yang  ingin  mewujudkan  komunikasi  lintas  waktu



         316
   328   329   330   331   332   333   334   335   336   337   338