Page 72 - Kewirausahaan Dalam Multi Perspektif
P. 72
maka seorang wirausaha masih didominasi oleh kaum pria. Sebagaimana
diungkapkan oleh IWAPI bahwa pengusaha wania di Indonesia belum
mencapai satu juta pengusaha. Baru sekitar 0,25 persen pengusaha
perempuan yang eksis dan aktif melakukan jiwa wirausahanya di Indonesia
http://batam.tribunnews.com/2012/12/22/.
Walaupun sebenarnya banyak tokoh wanita yang ketika menjadi
pengusaha mampu memberikan sumbangan terhadap kemajuan bangsa
seperti menggerakkan perekonomian. Pada dasarnya wanita dengan sifatnya
yang lembut dan telaten serta dianggap lebih sabar akan dapat mampu
mengerakkan usaha dengan baik. Makalah ini ingin melihat bagaimana
peranan wanita pengusaha (womanpreneur) dalam dunia kewirausahaan di
Indonesia. Serta apa saja hambatan dan tantangan dalam dunia usaha yang
dihadapi oleh pengusaha wanita tersebut?
Entrepreneurship
Istilah entrepreneurs dan entrepreneurship menjadi topik yang popular di
berbagai bidang ilmu, mulai dari antropologi, sejarah, manajemen, psikologi,
manajemen, ekonomi dan sosiologi. Pada konteks pengambil resiko atau risk
taker, Steve Jobs adalah seorang entrepreneur sejati. Lalu apakah yang
dimaksud dengan entrepreneur itu? Istilah entrepreneur dapat didefinisikan
sebagai orang yang menciptakan pekerjaan yang berguna bagi diri sendiri.
Entrepreneur berasal dari kata entrependere (bahasa Perancis) yang artinya
sebuah usaha yang berani dan penuh resiko atau sulit. atau dapat pula
dikatakan bahwa seorang entrepreneur sebagai orang yang mampu mengolah
sumber daya yang ada menjadi suatu produk yang memiliki nilai tambah serta
dapat mencari peluang dari orang lain. Menurut Schumpeter, seorang
entrepreneur tidak selalu seorang pedagang (businessman) atau seorang
manager; ia adalah orang yang unik yang dan seorang pengambil resiko (risk
taker) serta memperkenalkan produk-produk inovatif dan tehnologi baru ke
dalam perekonomian. Mindset atau pola pikir masyarakat Indonesia tentang
wirausaha masih belum banyak berubah. Seorang pengusaha
(entrepreurship) dianggap lebih beresiko daripada menjadi pegawai yang
memiliki pendapatan teratur tiap bulannya.
Pemilik Ciputra Group, Ciputra, mengungkapkan, pemerintah diminta
mengalokasikan anggaran minimal satu persen dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) untuk meningkatkan kapasitas dunia usaha.
Anggaran APBN yang cukup besar, hanya satu persen yang bisa digunakan