Page 317 - Universitas Terbuka di Era Informasi
P. 317
UNIVERSITAS TERBUKA DI ERA INFORMASI
Pada tahun-tahun awal penyelenggaraan PPs UT, penerapan hybrid learning
ini mengalami banyak kendala, terutama dalam pembelajaran melalui tutorial
online. Mahasiswa PPs UT umumnya bukan berdomisili di kota-kota besar.
Akses terhadap internet menjadi problem utama, belum lagi sebagian besar
mahasiswa tidak terampil sebagai pengguna internet, akibatnya mahasiswa
tidak berhasil melaksanakan tutorial online sebagaimana yang diharapkan.
Padahal output kegiatan tutorial online ini berkontribusi terhadap nilai akhir
mahasiswa sebesar 20 persen. Sebenarnya keputusan untuk membuka kelas
di suatu daerah mensyaratkan tersedianya akses internet di daerah tersebut
agar mahasiswa dapat mengikuti tutorial online dari rumah, kantor, atau
warung internet (warnet) terdekat. Belajar dari pengalaman, pada tahun 2011,
PPs UT memberlakukan peraturan akademis yang mewajibkan mahasiswa
berpartisipasi dalam tutorial online. Mahasiswa tidak akan lulus matakuliah jika
mereka tidak berpartisipasi dalam tutorial online meskipun mereka mengikuti
ujian akhir semester (UAS) dan TTM. Kebijakan ini secara signifikan telah
berhasil meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam tutorial online. Secara
bertahap, partisipasi mahasiswa dalam tutorial online meningkat dari 20%
menjadi 80%, bahkan saat ini telah mendekati 100 persen. Dalam beberapa
kasus yang cukup ekstrem, mahasiswa terpaksa melakukan perjalanan jauh
guna mendapatkan akses internet. Mahasiswa yang tinggal di daerah terpencil
terpaksa melakukan perjalanan jauh ke kota atau bahkan menyeberangi
laut demi melaksanakan tutorial online yang menunjukkan begitu tingginya
semangat mahasiswa mengikuti pembelajaran di UT. Selain itu, pembelajaran
di UT ternyata juga telah membawa dampak positif bagi masyarakat yang
semula terisolasi dari kemajuan TIK.
Melihat perkembangan yang semakin baik, pada semester kedua tahun 2013,
PPs UT mulai menawarkan registrasi dan pembelajaran secara onlineyang
disebut program magister online. Program magister online ini memunculkan
beberapa tantangan baru, seperti terbatasnya pemahaman tutor tentang
pedagogi online, belum optimalnya keterampilan dan sikap mahasiswadalam
pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, serta terbatasnya sumber pembelajaran
terbuka (open content/open source) untuk memperkaya substansi matakuliah.
307