Page 294 - Universitas Terbuka di Era Informasi
P. 294

CDS/ISIS adalah perangkat lunak aplikasi untuk mengelola cantuman
                 bibliografis yang dapat dijalankan dengan komputer personal (PC). Perangkat
                 lunak ini dikembangkan oleh UNESCO pada tahun 1975 untuk komputer
                 mainframe. Untuk dapat mengelola dokumen-dokumen secara lebih mudah,
                 UNESCO terus mengembangkan CDS/ISIS. Pada tahun 1989, UNESCO
                 mengeluarkan CDS/ISIS versi 2.3 dengan kemampuan membuat indeks
                 lebih cepat, tersedia sarana penelusuran bebas, bahasa format yang lebih
                 baik, dan tersedia modul pemrograman dengan bahasa PASCAL. Pada tahun
                 1992, diterbitkan versi 3.0 yang memungkinkan digunakan dalam jaringan
                 komputer mikro.

                 Pengembangan sistem otomasi perpustakaan di Indonesia diawali sekitar
                 1985 ketika PDIN (Pusat Dokumentasi dan Informasi Nasional, kini Pusat
                 Dokumentasi dan Informasi Ilmiah - PDII) menggunakan program MINISIS
                 atau CDS/ISIS versi komputer mini dari UNESCO. Tahun 1995, Perpustakaan
                 IPB menguji coba  software otomasi perpustakaan secara terpadu yang
                 merupakan pengembangan CDS/ISIS dan dikenal dengan nama  ISISCIR
                 (ISIS  untuk  sirkulasi). Program ini  kemudian berganti nama menjadi SIPISIS
                 (sistem informasi perpustakaan berbasis ISIS) yang mulai dikembangkan dan
                 digunakan secara resmi oleh Perpustakaan IPB awal tahun 1996. Secara teknis,
                 program SIPISIS dikembangkan dari versi standar CDS/ISIS menggunakan
                 bahasa  pascal  CDS/ISIS. Pengembangan mencakup  penambahan  modul
                 dan keterpaduan antara modul yang dibuat membuat sistem lebih mudah
                 digunakan melalui penyederhanaan menu-menu serta juga dengan
                 menggunakan bahasa Indonesia dan sesuai dengan kebutuhan perpustakaan
                 Indonesia pada umumnya. Dengan demikian, terdapat modul-modul
                 tambahan yang tidak tersedia pada versi standar, misalnya sistem pencatatan
                 transaksi peminjaman dan pengembalian buku, penagihan pinjaman, statistik
                 peminjaman dan pengembalian buku, masalah denda, serta berbagai fitur-
                 fitur lainnya, seperti modul pencatatan pengunjung perpustakaan, cek
                 peminjaman, dan penelusuran (Mustafa, 2005). IPB kemudian secara gencar
                 mempromosikan  program yang  telah  berhasil  dikembangkannya  sehingga
                 dalam waktu yang tidak lama banyak perpustakaan perguruan tinggi
                 menggunakan program SIPISIS.



                 284
   289   290   291   292   293   294   295   296   297   298   299