Page 240 - Universitas Terbuka di Era Informasi
P. 240
adalah tes ketika komputer mampu memberikan soal-soal yang sesuai
dengan tingkat kemampuan peserta tes. UT memilih mengembangkan ujian
berbantuan komputer dan ujian online yang bersifat linier.
Ujian online (online testing) adalah penyelenggaraan ujian yang diawasi oleh
proktor (pengawas ujian) lokal, dengan umpan balik yang secara cepat dapat
diperoleh. Soal umumnya diberikan dalam bentuk pilihan ganda, benar/
salah, menjodohkan, dan tes jawaban singkat (Morgan dan O’Reilly, 1999).
Ujian online memberikan peluang kepada mahasiswa untuk memperoleh
hasil ujian secara cepat, menghindari kemungkinan hilangnya hasil ujian,
memberi fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat ujian, memungkinkan
memperoleh umpan balik yang lebih cepat, dan memungkinkan mahasiswa
untuk mengatur dan memonitor diri dalam belajar. Bagi institusi, ujian online
juga dapat memberikan peluang untuk dilakukannya adaptive testing serta
memberikan kesempatan instruktur untuk mengembangkan pertanyaan
berpikir kritis berdasarkan materi dan mendiskusikannya secara online (Hazari
dan Schnorr, 1999 dalam Kerka dan Wonacott, 2000; Ravitz 1998; Sjoer dan
Dopper, 2003 dalam Prince, Fulton, dan Garsombke, 2009; Tarouco dkk, 2000).
Selain memberikan berbagai manfaat, pemanfaatan TIK juga memunculkan
berbagai permasalahan, yang terkait kendala teknis, tingkat keterampilan
komputer, jaminan keautentikan dan keamanan, kecemasan peserta terhadap
penggunaan teknologi, biaya akses, dan lain-lain (Eastin & Larose, 2000; Jones,
dkk., 2002; Kerka dan Wonacoot, 2000; Tsai & Tsai, 2003). Menurut Huffman dkk.
(2008), komputer memang dapat dipilih untuk mendukung pembelajaran dan
penilaian, tetap memerlukan dukungan dan upaya yang memadai dari semua
pihak yang terlibat, baik dari institusi, dosen, maupun mahasiswa.
Permasalahan yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan ujian online adalah
keamanan dan kebutuhan program, pemastian bahwa mahasiswa yang
bersangkutan adalah benar yang mengikuti ujian, kecurangan mahasiswa
dalam mencari sumber selama ujian berlangsung, menyontek, impersonaliti
penilaian karena penilaian dilakukan secara terkomputerisasi, kurangnya
pengamatan terhadap mahasiswa pada saat ujian, bervariasinya akses
mahasiswa, permasalahan teknis (termasuk biaya mahal, download lambat,
230