Page 13 - Buku Pedoman Pendidikan Jarak Jauh
P. 13
• Pendahuluan
pelaksanaannya. Sewaktu Republik kita ini masih miskin, banyak
inisiatif dilaksanakan untuk mengembangkan berbagai jenis
pendidikan jarak jauh: pend!dikan guru, pendidikan dasar,
pendidikan nonformal dan latihan-latihan di berbagai bidang. Pada
waktu harga minyak membubung tinggi dimulai sejak akhir tahun
1973, banyak inisiatif pendidikan jarak jauh ditinggalkan untuk
kembali ke pendidikan konvensional. Ketua BAPPENAS pada saat
itu meminta Departenwn Pendidikan dan Kebudayaan untuk
memekarkan sekolah dasar secara cepat dengan cara yang
konvensional berapapun biayanya. Padahal pada saat itu
Departemen Dikbud sedang mengadakan eksperimen untuk seko/ah
dasar secara masal dengan sistem PAMONG. Sistem PAMONG,
yang pada dasarnya menggunakan berbagai komponen pendidikan
jarak jauh, akhirnya ditingga/kan dan diganti dengan proyek INPRES
SD (gedung, buku dan guru) yang menghendaki dibangunnya
beribu-ribu gedung SD, dicetaknya berjuta-juta buku pelajaran bagi
semua mata pelajaran, diperbanyak jumlah guru dan jumlah SPG.
Sebelum jumlah guru lulusan SPG memenuhi kebutuhan, diadakan
latihan-latihan singkat untuk memenuhi jumlah guru yang
diperlukan bagi sekolah-sekolah baru yang didirikan secara besar-
besaran. Maksud pembangunan besar-besaran SD secara konven-
sional ini adalah: karena dianggap lebih mengenal apa yang harus
dikerjakan untuk membangun sekolah konvensional, daripada
membangun SD dengan sistem baru seperti SD PAMONG. Padahal
karena pembangunan besar-besaran dan memJadak, maka rencana
yang dibuatnya menjadi kurang matang dan menimbulkan berbagai
penyelewengan. Misal penempatan sekolah eli tengah sawah, Jauh
dari pemukiman penduduk; guru-guru yang dilatih hanya dua
minggu, yang langsung diterjunkan untuk mengajar; buku-buku baru
yang ditulis para ahli sui it dipahami oleh guru-guru yang mengajar.
Dengan demikian, jelas terlihat, bahwd membangun <,ec:ara
konvensional pun tic/ak lebih mudah dibdndingkan dengan mem-
IX