Page 109 - 31 Tahun Universitas Terbuka Melayani Bangsa : Potret Keragaman Mahasiswa UT Sebagai Pagar Bangsa
P. 109
Pantang Menyerah Menggapai Impian
sendiri Reki menyampaikan informasi tentang perpustakaan pun diberikan. “Kelas diskusi tersebut
pendaftaran UT tersebut kepada tetangga, kami sebut dengan Sunday Class yang rutin
teman, saudara, bahkan kepada orang yang diadakan sejak Agustus 2014 hingga saat ini, dan
baru dikenalnya ketika naik bus dan kereta. selalu dihadiri oleh 10 hingga 14 orang mahasiswa.
“Saya merasa terpanggil untuk menyuarakan Selain belajar di dalam kelompok Sunday Class,
UT kepada masyarakat karena UT adalah wadah setiap hari saya selalu menyempatkan diri untuk
yang sangat tepat bagi siapapun yang ingin membaca modul dan aktif mengikuti tuton.
melanjutkan kuliah tanpa batasan usia atau syarat Setelah memasuki semester II, saya berusaha untuk
yang muluk-muluk. Hanya dibutuhkan niat dan memiliki modul lebih awal agar bisa membacanya
kesungguhan saja. Saya pikir sekarang tidak ada jauh hari sebelum UAS,” terangnya. Selain sibuk
alasan untuk menghentikan cita-cita karena alasan mengikuti kuliah di UT, sejak tahun 1981 Reki juga
biaya pendaftaran universitas mahal. Saya telah sudah aktif sebagai praktisi Swedian Massage
membuktikan bahwa biaya pendaftaran di UT Rp terutama untuk bayi dan balita. Ia juga hobi
0 alias gratis. Kita hanya membayar biaya semester menjahit.
dan bahan ajar. Saya berharap informasi yang saya
sebarkan berdampak positif,” katanya. Kendala yang dihadapi Reki saat pertama kuliah di
UT adalah ia tidak menguasai penggunaan sarana
Anak dari mantan seorang dosen Fakultas Hukum teknologi informasi. ”Berbekal laptop anak saya,
UI yang juga pendiri Sekolah Tinggi Akuntansi selanjutnya saya bertanya pada teman-teman
Negara ini menambahkan tentang cara belajarnya. saat Sunday Class bagaimana cara menghidupkan
Sejak masa orientasi 16 Agustus 2014, ia dan komputer, membuka web UT, melihat materi
teman-teman Jurusan Sastra Inggris sepakat hingga cara membuat dan mengirimkan tugas.
membentuk kelas diskusi. Mereka bertemu setiap Semuanya saya catat satu persatu setiap langkah.
hari Minggu pagi dari pukul 09.00 hingga 12.00 Alhamdulillah dalam dua minggu saya sudah bisa
WIB di kantor UPBJJ-UT Bogor. Niat mereka mengetik tugas dan mengirimkannya tepat waktu,
didukung penuh oleh Kepala UPBJJ-UT Bogor, baik tugas latihan mingguan maupun tugas wajib
Drs. Boedhi Oetoyo, MA. Izin menggunakan ruang tutorial,” ungkapnya.
31 Tahun Universitas Terbuka Melayani Bangsa : Potret Keragaman Mahasiswa UT Sebagai Pagar Bangsa 103