Page 20 - Nyala Daya Juang Para Guru Bangsa : Kisah Inspiratif Mahasiswa FKIP UT Seri 2
P. 20

Bila menilik kebelakang, pencapaiannya menjadi seorang
                 dai pun penuh dengan warna. Awal perjalanan dirinya menjadi
                 seorang dai berakar dari inspirasi dan dukungan yang diberikan
                 oleh orang tua sedari kecil. Ketika masih duduk di bangku sekolah
                 dasar, ia sering menyaksikan acara lomba dai cilik di televisi
                 swasta. Bapaknya selalu mengajak Wahyu untuk menonton acara
                 tersebut, mengenalkan dan memotivasi agar suatu hari nanti ia
                 bisa menjadi seperti para dai yang dilihatnya.

                     Tidak hanya Bapak, Ibunya juga berperan penting dalam perjalanan
                 kariernya tersebut. Setiap kali ada acara di sekolah atau pengajian, ibunya
                 selalu duduk di samping Wahyu, memberikan dorongan dan keyakinan
                 bahwa ia bisa mencapai impian tersebut di masa depan. Masih ingat
                 betul perkataan dari Ibu tercinta kala itu “Ibu yakin, sampean bisa jadi
                 seperti mereka” penuh dengan binar di mata Ibu.

                     Terlihat begitu jelas bakat yang dimiliki oleh Wahyu sedari kecil
                 yaitu ketertarikannya dalam bidang pidato. Kedua orang tuanya pun
                 menyadari bakat itu dan mendukung Wahyu untuk mengembangkan
                 kemampuan yang ia miliki. Setiap kali ada lomba pidato, baik di SD, SMP,
                 maupun SMA (di pesantren), ia selalu aktif berpartisipasi. Kebetulan
                 di pesantren tempatnya belajar, terdapat program mingguan dimana
                 setiap santri dilatih pidato dalam empat bahasa, yaitu Arab, Mandarin,
                 Jepang, dan Inggris yang semakin memotivasinya untuk mengasah
                 keterampilan berbahasa dan meningkatkan kepercayaan diri yang ia
                 miliki. Bukan semata-mata untuk mendapatkan juara namun ia ingin
                 membentuk pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, dan percaya diri
                 dalam menghadapi berbagai macam tantangan dan rintangan.

                     Semangat yang tak pernah padam dari Wahyu semakin menyala.
                 Ketika masih duduk di kelas satu SMA, ia sering diajak oleh istri dari guru
                 besar (Kyai) di pondok pesantren yang dipanggil Bu Nyai untuk mengisi
                 pengajian. Tantangan yang tak menyurutkan langkahnya untuk
                 memberikan yang terbaik bagi khalayak, menabur ilmu penuh dengan
                 kehangatan, ia sanggupi karena pengalamannya di bidang pidato. Namun
                 ternyata, tak semudah dibayangkan, latihan pidato dalam kompetisi yang
                 selama ini Wahyu tekuni teramat berbeda rasanya ketika menghadapi

                       Nyala Daya Juang Para Guru Bangsa Seri 2
                 8     Kisah Inspiratif Mahasiswa FKIP UT
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25