Page 211 - Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
P. 211
Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
Hari Santri ditetapkan untuk mengenang Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 . Pengakuan
15
194 195
negara yang sedikit terlambat ini, menyebabkan putusnya informasi sejarah, bahwa
Negara Indonesia adalah bentuk final yang harus dibela sampai mati, bahkan wajib
hukumnya bagi setiap muslim diseluruh wilayah Indonesia. Ini merupakan peristiwa
keagamaan yang luar biasa. Bahwa agama, punya peran luar biasa untuk memperkuat
negara.
Contoh lainnya, penerimaan Nahdlotul Ulama (NU) atas Pancasila sebagai
idiologi final bagi bangsa Indonesia dalam Munas Alim Ulama, di Situbondo, pada
1983. Juga sempat hilang atau dikaburkan. Padahal, isi dari Deklarasi Hubungan Agama
dan Pancasila ini sangat dahsyat jika sampai pada seluruh rakyat Indonesia, terutama
generasi sekarang. Tanpa mengurangai arti penting dari keseluruhan teks deklarasi, ada
tiga point yang sangat penting untuk dikutip dalam tulisan ini, yakni :
Pancasila sebagai dasar dan Falsafah Negara Republik Indonesia bukanlah agama,
tidak dapat menggantikan agama dan tidak dapat dipergunakan untuk menggantikan
kedudukan agama;
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar Negara Republik Indonesia
menurut Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, yang menjiwai Sila-Sila yang
lain, mencerminkan tauhid menurut pengertian keimanan dalam Islam;
Penerimaan dan pengamalan Pancasila merupakan perwujudan dari upaya umat
Islam Indonesia untuk menjalankan syari’at agamanya 16
Jika masyarakat mampu mengetahui dan memahami dengan baik teks Deklarasi
tersebut, maka akan terlihat bahwa sejatinya tidak ada permasalahan antara Agama
dan Pancasila, tentu saja harus dikaitkan juga dengan NKRI dan UUD 1945 sebagai
pengejawantahan nilai-nilai Pancasila. Seperti yang disampaikan Hasyim Muzadi,
bahwa Pancasila adalah titik temu antara agama dan negara . Dalam konteks
17
hiterogenitas bangsa yang sangat luar biasa, Pancasila menjadi tempat bertemunya
perbedaan-perbadaan, utamanya tentang pelaksanaan kanyakinan atas ajaran agama-
agama yang berbeda satu dengan lainnya.
Proses transformasi atas informasi penting kedua contoh kasus diatas, menjadi
salah satu contoh, problematika yang dihadapi pemerintah untuk terus mewariskan
nilai-nilai luhur bangsa. Apalagi tantangan sekarang lebih kompleks dengan mudahnya
akses informasi yang digunakan sebagai perbandingan. Proses perbandingan idiologi
atau yang sejenis, akan memperkokoh kenyakinan pada Pancasila jika dilakukan dengan
bimbingan dan pendampingan yang benar. Menjadi liar dan menyesatkan, jika proses
memperbandingkan itu dilakukan secara mandiri dan terbatas pengetahuan. Istilah
dikalangan santri pesantren, Belajar Tanpa Guru, Maka Gurunya adalah Syetan.
15 Huruf C, Menimbang, Kepres No. 22 tahun 2015 tentang Hari Santri, https://jdih.kemenkopmk.go.id/
sites/default/files/2019-01/Kepres.%20No.%2022%20-%202015%20-%20Tentang%20Hari%20
Santri.pdf
16 https://www.nu.or.id/taushiyah/teks-deklarasi-hubungan-islam-pancasila-pada-munas-nu-1983-cefGT
17 Hasyim Muzadi, Pusaka Kebangsaan, Sinergitas Islam dan Indonesia. Editor, Sofiuddin. Pustaka
Compass, 2018. Hal. 93-141