Page 19 - Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
P. 19
Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
MBKM sendiri merupakan bagian dari transformasi pendidikan di Indonesia
2 3
melalui kebijakan Merdeka Belajar. Merdeka Belajar, menurut Pangestu dan
Rochmat (2021, p. 78) didefinisikan sebagai “suatu kebebasan tanpa penindasan dan
eksploitasi dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman yang berdampak
kepada perubahan tingkah laku untuk membentuk kepribadian seutuhnya.” Intisari
dari kebijakan Merdeka Belajar yakni pengembalian otoritas pengelolaan pendidikan
langsung kepada sekolah dan pemerintah daerah. Dengan kata lain, Merdeka Belajar
memberikan sebuah fleksibilitas kepada seluruh penyelenggara pendidikan di level
pelaksana untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program
yang referensinya tetap pada prinsip-prinsip dari pemerintah pusat. Otaritas dan
fleksibiltas diharapkan memacu kreativitas dan inovasi, dengan syarat perubahan atau
transformasi dilaksanakan dengan menyeluruh.
Merdeka Belajar, tidak hanya menjadi sebuah branding kebijakan baru dari
Kemendikbudristek RI, namun harus menjadi sebuah semangat yang terinternalisasi
dalam setiap penyelenggara pendidikan di Indonesia baik peserta didik, pendidik dan
stakeholder lainnya yang terkait, karena hakikatnya merdeka belajar merupakan contoh
dari kehidupan dan pemikiran mendalam pendiri bangsa Indonesia yakni, Soekarno.
Kiprah pendidikan yang dijalani oleh Soekarno sejatinya bentuk dari merdeka
belajar, dan pandangan Soekarno tentang pendidikan Indonesia pada masa itu
merefleksikan sebuah kemerdekaan dalam pendidikan. Oleh karena itu, menjadi sebuah
catatan penting untuk meraih kembali memori perjalanan dan pandangan mengenai
pendidikan dari Soekarno melalui konsep merdeka belajar pada masa itu.
2. Rekam Jejak Pendidikan Soekarno Sebagai Pembelajar Merdeka
Soekarno, yang dilahirkan pada tanggal 6 Juni 1901 di Kampung Lawang,
Surabaya, Provinsi Jawa Timur, memiliki nama lahir Kusno Sosro Soekarno. Soekarno
lahir dari pasangan, ayah – Raden Soekemi Sosrodiharjo dan ibu – Ida Ayu Nyoman
Rai. Soekarno masih memiliki silsilah keturunan bangsawan Raja Kediri di Pulau
Jawa dimana Ayah Soekarno merupakan seorang guru yang bertemu Ibu Soekarno saat
bertugas di Singaraja, Provinsi Bali.
Pendidikan pertama di dalam rumah begitu melekat dan diterapkan langsung
oleh ayah Soekarno. Etika dan kepercayaan merupakan salah satu yang ditekankan
dalam pendidikan Soekarno di rumah yang didasari oleh paham teosofi dari sang Ayah.
Disamping itu, ayah Soekarno juga memberikan beberapa pelajaran hidup seperti
penguatan literasi, disiplin dan kasih sayang. Sementara itu, ibu Soekarno memberikan
kasih sayang penuh dan kebaikan hati kepada anaknya.
Pendidkan formal Soekarno diawali saat tinggal bersama kakeknya di
Tulungagung, Provinsi Jawa Timur di sekolah tempat ayah Soekarno mengajar. Oleh
karena profesi ayah Soekarno yang menuntut untuk berpindah lokasi mengajar, Soekarno
pindah sekolah di Mojokerto sampai lulus pendidikan dasar di Eeuropese Lagere School
(sekolah dasar Belanda) pada tahun 1914. Naluri dan tekad Soekarno sebagai pejuang