Page 10 - Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
P. 10
Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
Saudara-saudara sekalian,
viii ix
Realitas sistem internasional saat itu, dunia porak poranda akibat Perang Dunia
II. Perang telah memuluh-lantakkan peradaban. Perang Dunia II dampaknya sangat
mengerikan. Bayangkan, korban jiwa meninggal saja mencapai lebih dari 62 juta jiwa
yang sebagian besar adalah penduduk sipil. Kini perang masih saja terjadi. Ketegangan
dunia saat ini telah menimbulkan ancamana keamanan global seperti yang terjadi di
Timur Tengah, Laut Cina Selatan, dan juga perang Rusia-Ukraina. Berbagai persoalan
dunia tersebut telah dianalisis secara cermat oleh Bung Karno. Menurut Proklamator
bangsa tersebut, dunia akan selalu dihadapkan pada krisis akibat kapitalisme dan
struktur dunia yang tidak adil. Dengan Pancasila sebagai pandangan dunia, Indonesia
menawarkan solusi bagi perdamaian dunia abadi. Dalam pemikiran Bung Karno, dunia
akan damai apabila bebas dari kolonialisme dan imperialisme. Atas dasar hal itulah,
mengapa dengan Pancasila, bangsa Indonesia percaya, bahwa Indonesia bisa menjadi
tamansari kemajuan peradaban dunia.
Hadirin dan saudara-saudara sekalian,
Sumbangsih Indonesia bagi peradaban dunia sangatlah besar. Pada tahun 1955,
Indonesia telah mampu menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika (KAA). KAA ini
membawa kebangkitan bangsa-bangsa Asia Afrika untuk merdeka. Struktur dunia pun
mengalami perubahan. Terlebih setelah negara-negara Asia Afrika, Eropa, dan Amerika
Latin menyatukan diri dalam Gerakan Non Blok (GNB). Saya sungguh beruntung
mendapat kesempatan menjadi delegasi termuda dalam GNB tersebut. Intermezo ketika
menjadi peserta GNB dan setiap hari saya harus menceritakan kepada Bung Karno
substansi pembicaraan yang disampaikan para tokoh dunia seperti Nehru, Tito, Gamal
Abdul Nasir dll.
Para Rektor, seluruh civitas akademika, dan hadirin sekalian,
Melalui KAA dan GNB tersebut membuktikan bahwa Pancasila bisa bekerja
dalam sistem internasional. Keputusan penting yang diambil di KAA dilakukan
dengan cara musyawarah, tanpa melalui voting. Itulah yang seharusnya membangun
rasa percaya diri kita, bahwa nilai-nilai Pancasila dapat diimplementasikan bagi
Indonesia dan dunia. Dengan Pancasila sebagai jati diri bangsa inilah, Indonesia tetap
bersatu dan akan eksis selamanya. Intermezo. Dalam suatu kesempatan, Bung Karno
pernah bertanya kepada Presiden Yugoslavia, Joseph Broz Tito. “Tuan Tito, jika Anda
meninggal nanti, bagaimana dengan nasib bangsa Anda?”, tanya Bung Karno. Dengan
bangga Tito pun berkata: “Aku memiliki tentara-tentara yang berani dan tangguh untuk
melindungi bangsa kami”, dan Tito ganti bertanya: “Lalu, bagaimana dengan negara
Anda, sahabatku?”.
Dengan tenang Bung Karno menjawab: “Aku tidak khawatir karena aku telah
meninggalkan bangsaku dengan sebuah way of life, yakni Pancasila”.