Page 207 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 207

akses.  Untuk  itu,  infrastruktur  air  perkotaan  perlu  diadaptasi  agar
               dapat mengatasi kondisi perubahan iklim dan hidrologi yang baru. Di
               lain pihak, ada yang menyatakan bahwa krisis air di perkotaan tidak
               hanya  terkait  dengan  rekayasa  air,  tetapi  diakibatkan  juga  oleh
               kegagalan tata kelola air (Mulyana dan Suganda, 2017). Tata kelola air
               merupakan rangkaian sistem politik, sosial, ekonomi, administrasi dan
               kelembagaan untuk mengembangkan dan mengelola sumber daya air
               serta  penyampaian  layanan  air  pada  berbagai  tingkat  masyarakat,
               sehingga  isu  air  di  perkotaan  dapat  digunakan  sebagai  alat  untuk
               mengembangkan solusi terpadu.
                   Dengan berbagai isu yang merupakan tekanan baik sosial maupun
               ekologis  di perkotaan terhadap sumber daya air, ditambah dengan
               gaya  hidup  (life  style)  masyarakat  perkotaan  yang  mengarah  ke
               konsumtif,  dampaknya  adalah kebutuhan air di perkotaan  menjadi
               meningkat. Di sisi lain, ketahanan air di Indonesia masih sangat rendah
               bila dibandingkan dengan negara-negara lain, yaitu hanya sebesar 63
                                                                 3
                 3
               m /kapita/tahun, sedangkan yang ideal adalah 1.600 m /kapita/tahun
               (Kementerian PUPR, 2016). Untuk itu, pemerintah melalui program
               kerjanya yaitu Nawacita yang dituangkan dalam Nawacita ke 7 (tujuh)
               yang  berbunyi:  “Pemerintah  mewujudkan  kemandirian  ekonomi
               dengan  menggerakkan  sektor-sektor  strategis  ekonomi  domestik
               dengan prioritas pembangunan yakni peningkatan kedaulatan pangan
               dan peningkatan water resilience (ketahanan air)”. Dalam tulisan ini
               akan dianalisis bagaimana meningkatkan resiliensi sumberdaya air di
               perkotaan untuk menunjang indikator-indikator yang ada dalam Smart
               City.  Tujuan  yang  ingin  dicapai  adalah  agar  dapat  meningkatkan
               pasokan  air  bagi  masyarakat,  industri  dan  pertanian  serta  untuk
               mengurangi  risiko  banjir.  Untuk  meningkatkan  pasokan  air,  target
               utama  adalah  memperbaiki  infrastruktur  alami  seperti:  ekosistem
               hutan, ekosistem sungai, dan infrastruktur buatan seperti: embung,
               bendungan, jaringan irigasi, jaringan drainase, dengan memfokuskan
               pada  empat  hal  yakni:  ketersediaan  (availability),  aksesibilitas
               (accessibility), berkelanjutan (sustainability), dan keamanan (security).




                               Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City    191
   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212