Page 206 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 206

bahkan semua makhluk hidup terbuat dari air sebagaimana tercantum
        dalam kitab suci Al Qur’an surat Al-Anbiya (21) ayat (30) yang artinya:
        “... Dan kami jadikan segala sesuatu yang hidup dari air, mengapakah
        mereka tidak beriman?”.
            Hingga saat ini masyarakat secara umum masih memandang air
        hanya sebagai komoditas sosial yaitu sebagai kebutuhan hidup dan
        bukan sebagai komoditas ekonomi. Ada dua alasan yang mendorong
        masyarakat memandang air sebagai komoditas ekonomi, yaitu: 1). air
        merupakan barang yang dapat mendukung kegiatan ekonomi, seperti
        industrialisasi  dan  pertanian,  dan  2).  masyarakat  sering  tanpa
        kesulitan  untuk  dapat  memperoleh  air  yang  dapat  didayagunakan
        (Siradj, 1992).
            Selain  itu,  air  merupakan  kunci  pembangunan  perkotaan yang
        berkelanjutan  dan  pilar  kesehatan  masyarakat  serta  kesejahteraan
        sosial (WHO, 2012). Air dan sanitasi lingkungan yang tidak memadai
        akan  mengancam  kesehatan  manusia  dan  lingkungan. Air memiliki
        multi  fungsi,  antara  lain:  sebagai  fungsi  sosial,  ekonomi,  dan
        lingkungan yang dibutuhkan untuk mendukung proses produksi dan
        berkontribusi  pada  pertumbuhan  ekonomi  serta  pengurangan
        kemiskinan perkotaan. Dengan berbagai fungsi tersebut, apabila tidak
        ada perubahan paradigma dalam pengelolaan air, maka akan terjadi
        ketidak-amanan  dan  ketidaknyamanan  lingkungan  perkotaan yang
        menyebabkan  degradasi  lingkungan  dan  sosial  ekonomi,  sehingga
        tujuan smart city tidak tercapai.
            Di  perkotaan,  air  menghadapi  berbagai  tekanan sebagai akibat
        dari  meningkatnya  kebutuhan  air,  pola  urbanisasi  yang  cepat,
        pertumbuhan  penduduk  yang  tinggi,  dan  meningkatnya  risiko
        perubahan iklim (Leeuwen Van Dan & Dieperink, 2015 dalam Mulyana
        dan Suganda, 2017). Perubahan iklim diharapkan dapat memberikan
        konsekuensi signifikan bagi sistem air perkotaan. Akan tetapi dengan
        perubahan  iklim  justru  mengakibatkan perubahan pola hujan yang
        sering  terjadi  akhir-akhir  ini,  yaitu  hujan  dengan  intensitas  tinggi
        namun  mempunyai  durasi  yang  pendek.  Kondisi  ini  akan
        mempengaruhi ketersediaan air, kualitas air, dan akses air, serta risiko
        banjir.  Sebaliknya  jika  terjadi  musim  kering  yang  panjang  akan
        mengakibatkan  kelangkaan  sumber  air  baik  dari  potensi  maupun


     190  Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City
   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211