Page 108 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 108
mempunyai pemahaman tentang ekowisata bahari, sehingga tumbuh
kesadaran untuk melestarikan alam pesisir dan laut terutama di dalam
kawasan konservasi. Dengan demikian, tidak akan terjadi tindakan
merusak ekosistem pesisir dan laut ketika melakukan ekowisata
bahari.
A. PENGELOLAAN TNKJ SEBAGAI KAWASAN KONSERVASI
Kinerja keberhasilan suatu kawasan konservasi laut dapat diukur
dari tiga sudut pandang yaitu ekologi, ekonomi, dan sosial. Beberapa
variabel ekologi yang dapat diukur di antaranya adalah: a)
keanekaragaman spesies, b) tutupan karang, (d) kondisi perairan.
Variabel ekonomi yang dapat diukur di antaranya adalah (a) biaya
pengelolaan, (b) jumlah kunjungan dan pengeluaran kasar secara
langsung terkait dengan kawasan konservasi, (c) perubahan dalam
upaya penangkapan ikan. Kemudian variabel sosial yang dapat diukur
di antaranya adalah (a) persepsi masyarakat, (b) frekuensi pertemuan
antara masyarakat dan pengelola kawasan konservasi laut (Pelletier et
al., 2005).
Pengelolaan kawasan konservasi TNKJ dilakukan oleh BTNKJ
dengan menerapkan sistem zonasi. Kawasan TNKJ dibagi menjadi
sembilan zona (Tabel 1 dan Gambar 1) yang memiliki fungsi dan
peruntukan berbeda, yang tertuang dalam Keputusan Dirjen
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam No. SK 28/IV/Set /2012
(BTNKJ 2017). Definisi dan peruntukan setiap zona disajikan pada
Tabel 2, yang menjelaskan aktivitas-aktivitas yang boleh dilakukan dan
dilarang di setiap zona. Informasi pada Tabel 2 dapat menjadi acuan
bagi pemanfaat TNKJ agar tidak terjadi pelanggaran zonasi. BTNKJ
bekerja sama dengan instansi lain dan kelompok masyarakat, dalam
bentuk pengawasan kolaboratif yang diharapkan efektif dalam
mencapai tujuan (Rees et al., 2013). Keterlibatan masyarakat dalam
pengelolaan kawasan konservasi merupakan hal yang penting, bukan
hanya tugas otoritas pengelola (Osmond et al., 2010). Di satu sisi, para
pemangku kepentingan di TNKJ beraktivitas untuk menjaga kawasan
konservasi, tetapi di sisi lain mereka beraktivitas untuk memenuhi
kebutuhannya. Terutama para nelayan, kesadaran terhadap zonasi
92 Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City