Page 290 - Peran Matematika, Sains, dan Teknologi Dalam Mendukung Gaya Hidup Perkotaan (Urban Lifestyle) Yang Berkualitas
P. 290

272   Peran MST dalam Mendukung Urban Lifestyle yang Berkualitas



        untuk membuat tata kota yang lebih  ramah lingkungan dan lebih tanggap
        terhadap bencana.
            Meningkatnya  perkembangan  teknologi  dan  kompleksitas  kegiatan
        masyarakat  kota  juga  memunculkan  perlunya  perspektif  baru  dalam
        pengaturan  aktivitas  masyarakat.  Di  satu  sisi  adanya  kecenderungan
        perilaku  sedentari  masyarakat  kota  yang  meningkatkan  risiko  obesitas
        sedangkan  di  sisi  lain  pengaturan  pola  konsumsi  memegang  peranan
        penting dalam upaya penurunan risiko obesitas. Pengaturan pola konsumsi
        diperlukan untuk mendapatkan pangan dan gizi yang cukup dan baik untuk
        hidup sehat dan aktif.
            Masyarakat  perkotaan  juga  memerlukan  suatu  pengendalian  dalam
        meningkatkan  kualitas  hidupnya.  Ada  tiga  macam  pengendalian,  yaitu
        pengendalian  faktor  sosial,  faktor  ekonomi,  dan  faktor  ekologi.  Selain  itu,
        pemanfaatan lahan kosong untuk mengembangkan pertanian di perkotaan
        juga memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat
        perkotaan  disamping  memberikan  manfaat  secara  ekonomi.  Namun,
        pengembangan  pertanian  dapat  memunculkan  kebutuhan  akan  penyuluh
        pertanian di perkotaan. Hal ini penting, karena di masa depan, pangan yang
        diproduksi  secara  lokal,  termasuk  di  perkotaan,  akan  semakin  penting
        (Lepanen et. al, 2012).
            Penyuluh pertanian memerlukan adanya definisi baru untuk menunjang
        pertanian di perkotaan. Penyuluh pertanian perlu mendorong terbentuknya
        kelompok  tani,  yaitu  sebagai  wadah  petani  di  perkotaan  untuk  bertukar
        informasi.  Adanya  kelompok  tani  sangat  perlu  untuk  meningkatkan
        kemandirian  petani,  yang  juga  dapat  membantu  petani  dalam
        merencanakan kegiatan bersama.
            Adanya  kebutuhan  untuk  penyuluh  petani  di  perkotaan  juga  harus
        diimbangi dengan peningkatan kompetensi. Ada delapan kompetensi yang
        sangat menunjang kemampuan seorang penyuluh (Bahua, 2016; Warbach,
        Geith,  Sexton,  and  Kaneene).  Kompetensi  itu  meliputi  kemampuan  dalam
        teknologi,  kemampuan  dalam  mengembangkan  swadaya  petanian,  serta
        mampu  mengevaluasi  kegiatan  penyuluhan  yang  dilaksanakannya.  Selain
        kompetensi, penyuluh pertanian harus dapat bekerjasama dengan berbagai
        pihak,  seperti  Kementerian  Pertanian  dan  Pemerintah  Daerah  guna
        meningkatkan kemandirian emosional dan ekonomi penyuluh pertanian.
            Dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 Pasal 3, dinyatakan bahwa
        suatu bentuk pengembangan kawasan perkotaan wajib  mengharmoniskan
   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295