Page 71 - 28 Tahun Universitas Terbuka Melayani Bangsa : Rektorat dan Lembaga
P. 71

Pembantu Rektor II                                                                                                                                                                                                        28 Tahun Universitas Terbuka Melayani Bangsa













                  Di sinilah peran Pembantu Rektor II sangat vital            Selain urusan pembangunan gedung, Jusuf                                                didominasi oleh alumni Sekolah Pendidikan                   satu pesan penting yang Jusuf tinggalkan,

                  sebab proses kepindahan ini membutuhkan                     juga merasakan adanya respon masyarakat yang                                           Guru (SPG) atau Sekolah Guru Agama (SGA).                   yaitu masalah pendidikan merupakan warisan
                  biaya yang tidak sedikit. Selain itu, pengelolaan           belum begitu paham terhadap latar belakang                                             Bahkan, pemerintah juga merintis percepatan                 yang paling berharga bagi anak-anak. Bahkan,
                  keuangan yang berasal dari hibah, juga bukan                didirikannya UT. Buktinya, prediksi bahwa UT tidak                                     pemekaran SD, sehingga membutuhkan banyak                   pendidikan ternyata lebih penting dari pada harta
                  perkara mudah. Salah satu keuntungan yang                   akan banyak diminati oleh lulusan muda SLTA                                            tenaga guru baru. Namun, upaya yang dilakukan               sekalipun. Pesan tersebut memiliki makna yang

                  dirasakan setelah pindah adalah terwujudnya                 ternyata menjadi kenyataan. Pada tahun 1987,                                           oleh pemerintah ternyata tidaklah mudah sebab               sangat mendalam, sehingga warga UT pun perlu
                  ruang kerja yang lebih leluasa dibandingkan                 mahasiswa UT yang pada awal berdiri jumlahnya                                          para guru SD pada umumnya tidak mungkin                     memahami dan mencermati pesan Jusuf tersebut
                  dengan ruang kerja di Rawamangun. Akibatnya,                lebih dari 40.000 orang, mengalami penurunan                                           meninggalkan tugas utamanya sebagai guru,                   yang wafat di mobil dalam perjalanannya menuju
                  mahasiswa pun bisa lebih leluasa mendapatkan                hingga kurang dari 20.000 orang. Salah satu faktor                                     untuk mengikuti perkuliahan. Saat itu, UT menjadi           Pondok Cabe.

                  layanan di Kantor UT Pusat ini. Tahap berikutnya            yang menyebabkan tingginya jumlah mahasiswa                                            pilihan.
                  adalah perencanaan pengembangan gedung                      UT pada saat awal adalah adanya kesempatan
                  Pusat Komputer. Dari tiga gedung yang sudah                 untuk merekrut calon  mahasiswa yang tidak lulus                                       Bagaikan gayung  bersambut, mahasiswa UT pun
                  berdiri hasil hibah Ditjen Dikti, gedung Pusat              seleksi masuk perguruan tinggi negeri.                                                 merangkak naik. Pada saat itu jumlah mahasiswa

                  Komputerlah yang dianggap prioritas.                                                                                                               sekitar seratus ribuan orang, yang mayoritas
                                                                              Oleh karena jumlah mahasiswa mengalami                                                 adalah guru SD. Mereka umumnya memperoleh
                                                                              penurunan, kondisi keuangan pun mulai                                                  beasiswa dari pemerintah secara penuh, sehingga
                                                                              terganggu. Pimpinan dan karyawan UT menilai                                            kondisi keuangan UT pun kembali pulih. Namun,

                                                                              bahwa kondisi tersebut merupakan awan kelam                                            ketika kemampuan Jusuf dalam mengelola
                                                                              bagi UT. Kemampuan Jusuf sebagai Pembantu                                              keuangan UT yang sudah mulai membaik
                                                                              Rektor II dalam mengelola keuangan pun                                                 tersebut akan diwujudkan, Jusuf harus berpulang.
                                                                              mulai diuji. Secara perlahan, Jusuf melakukan                                          Menurut puteri ketiganya, Tian Belawati, cita-cita

                                                                              penghematan dan menjaga kondisi keuangan                                               ayahandanya masih banyak yang belum terwujud
                                                                              agar tetap stabil. Beberapa saat setelah itu, angin                                    antara lain rencana pengembangan gedung
                                                                              segar kembali berhembus ke Pondok Cabe.                                                bahan ajar, gedung distribusi, dan gedung fakultas.
                                                                              Pemerintah berniat memberikan kesempatan                                               Namun oleh para penerusnya, rencana tersebut

                                                                              belajar bagi guru-guru SD yang saat itu masih                                          secara perlahan diwujudkan. Oleh Tian Belawati,



                  68                                                                                                                                                                                                                                                                69
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76