Page 68 - 28 Tahun Universitas Terbuka Melayani Bangsa : Rektorat dan Lembaga
P. 68

Pembantu Rektor II                                                                                                                                                                                                        28 Tahun Universitas Terbuka Melayani Bangsa


                  Prof. Dr. Jusuf Enoch (alm.)









                                                                                                                                                                     Awalnya, Jusuf Enoch diminta Setijadi untuk                 mulus karena terjalinnya hubungan baik antara

                                                                                                                                                                     menduduki jabatan sebagai Pembantu Rektor                   pimpinan UT dengan pimpinan Ditjen Dikti. UT
                                                                                                                                                                     II Bidang Administrasi. Dasar pemilihan Jusuf               pun tertib mengembalikan hutang dan pinjaman
                                                                                                                                                                     Enoch karena pengalamannya sebagai Kepala Biro              itu. Hingga akhirnya, UT memperoleh subsidi
                                                                                                                                                                     Perencanaan di Sekretariat Jenderal, Departemen             pemerintah karena jumlah mahasiswanya yang

                                                                                                                                                                     Pendidikan dan Kebudayaan. Oleh atasannya, Jusuf            mulai menggelembung.
                                                                                                                                                                     dikenal sebagai pekerja keras dan jujur, meskipun
                                                                                                                                                                     fisiknya tidak begitu kuat. Postur tubuhnya yang            Ternyata Ditjen Dikti tidak tinggal diam. Mereka
                                                                               “Dengan menggunakan sistem                                                            tidak termasuk besar, tidak menyurutkan semangat            menghibahkan tanahnya di sekitar Pondok Cabe.

                                                                                                                                                                     kerjanya. Di tengah perjalanan kariernya, Jusuf             Hibah ini disambut gembira oleh pimpinan UT,
                                                                                   pembelajaran terbuka dan
                                                                                                                                                                     mengalami serangan jantung. Namun, Jusuf masih              meskipun awal pemberian hibah itu adalah untuk
                                                                               jarak jauh, UT dapat membantu                                                         tetap menjalankan tugasnya hingga hembusan                  mengembangkan Pusat Penelitian. Bukan hanya

                                                                                     mewujudkan keinginan                                                            nafas terakhir.                                             itu,  hibah untuk mendirikan tiga buah gedung

                                                                                                                                                                                                                                 pun ikut diberikan. “Saat itu benar-benar anugerah.
                                                                                pemerintah agar para guru SD
                                                                                                                                                                     Beberapa narasumber yang berhasil ditemui                   Sungguh hibah yang luar biasa”, kenang kolega
                                                                                 dapat mengikuti perkuliahan                                                         menyatakan, Jusuf memiliki kemampuan                        Jusuf, Setijadi.  Dampak positif yang dirasakan oleh

                                                                                   tanpa meninggalkan tugas                                                          mengelola sistem administrasi dan keuangan                  UT adalah terwujudnya rencana pindah gedung

                                                                                                                                                                     yang sangat baik. Meskipun kondisi keuangan                 dari wilayah IKIP Jakarta di Rawamangun ke
                                                                                     utamanya sebagai guru”
                                                                                                                                                                     UT saat pertama dibuka sangat sulit, Jusuf tetap            Pondok Cabe pada tahun 1985.
                                                                                                                                                                     mengupayakan berjalannya detak jantung UT itu.
                                                                                                                                                                     Di saat awal berdirinya, UT harus menempelkan

                                                                                                                                                                     mata anggarannya pada kegiatan lain yang
                                                                                                                                                                     ada di luar UT. Bahkan, UT pun terkadang
                                                                                                                                                                     harus berhutang dulu pada Direktorat Jenderal
                                                                                                                                                                     Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti). Acara hutang-

                                                                                                                                                                     berhutang dan pinjam-meminjam ini berjalan



                  66                                                                                                                                                                                                                                                                67
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73