Page 331 - Trends in Science and Technology fo Sustainable Living
P. 331
Fakultas Sains dan Teknologi
292
292 Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Terbuka (2023)
Universitas Terbuka (2023)
penelitian Chícharo et al. (2012) juga menjelaskan bahwa suhu,
kadar garam, oksigen terlarut, serta ketersediaan klorofil-a sangat
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan pelagis kecil sejak
ikan tersebut mulai tumbuh. Penelitian yang dilakukan tersebut
di laguna Riaformosa, Portugal memperlihatkan bahwa kondisi
musiman yang bervariasi menyebabkan perubahan dan fluktuasi
parameter perairan sehingga mempengaruhi juga pola distribusi
larva berbagai spesies ikan pelagis kecil seperti ikan teri dan lemuru.
Pengaruh SPL yang merupakan parameter kunci bagi
biota perairan tentu saja turut mempengaruhi keberadaan ikan
layang, lemuru, banyar dan bentong di Selat Makassar. Sebaran
empat jenis pelagis kecil tersebut bervariasi akibat kondisi SPL
yang berubah mengikuti musim. Walaupun SPL berpengaruh pada
hasil tangkapan, namun respon setiap ikan berbeda-beda. Ikan
layang dan banyar merupakan jenis stenohalin, dimana habitatnya
merupakan perairan dengan salinitas yang tinggi. Musim Timur
dan Musim Peralihan II merupakan periode dimana masuknya dari
massa air Laut Flores yang bersuhu rendah dan bersalinitas tinggi,
sehingga membawa pengaruh terhadap meningkatnya jumlah
tangkapan layang dan banyar. Sebaliknya di Musim Barat dan di
Musim Peralihan I akan terjadi peningkatan SPL dan menurunnya
salinitas, hal ini membawa pengaruh terhadap menurunnya hasil
tangkapan layang dan banyar (Gaol & Siregar, 2012; Panggabean &
Nazzla, 2022). Ini merupakan indikasi bahwa nilai SPL dengan hasil
tangkapan tidak selalu memiliki hubungan langsung.
Suhu 27 - 30°C umumnya merupakan kisaran suhu dengan
keberadaan jenis pelagis kecil (Hafiz, Triarso, & Wibowo, 2017), dan
suhu 29°C merupakan suhu optimal bagi kelangsungan hidup
jenis tongkol dewasa pada perairan Teluk Lampung (Kuswanto,
Syamsuddin, & Sunarto, 2017). Rizkawati (2009) menjelaskan bahwa
pendugaan daerah berkumpulnya ikan pelagis, kelimpahan
musiman dan migrasi ikan dapat diduga dari kondisi suhu optimum
yang merupakan faktor pembatas jenis ikan. Daerah penangkapan
suatu jenis ikan dapat saja ditetapkan dari parameter suhu dengan
suatu kisaran tertentu, misalnya tongkol yang hidup optimum