Page 95 - Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh
P. 95
1. Program 011 PGSO
Program Penyetaraan 011 PGSO masih terus menjadi salah
satu pilihan para guru SO yang ingin meningkatkan kualifikasinya.
Hal ini dapat dimaklumi paling tidak karena dua alasan. Pcrtama,
dcngan memilih program ini, untuk mengikuti pendidikan, para
guru tidak perlu meninggalkan tugasnya sebagai guru dan kcdua,
biaya yang cukup tcrjangkau mcmbuat para guru tidak
menangf,'cmg beban finansial yang terlalu berat. Oisamping itu,
adanya upaya UT untuk mendapatkan beasiswa bagi para guru
melalui kerja sama dengan pcmcrintah dacrah yang dirintis sejak
tahun 2000, membuat program ini menjadi pilihan utama bagi para
guru.
Oari segi program, tidak banyak pcrubahan yang terjadi
karena pcnerapan Kurikulum 1996 yang dimu1ai pada tahun
akademik 1997/1998 masih tetap ditcrapkan dcngan berbagai
penyesuaian yang lcbih banyak terfokus pada penyclenggaraan
program. Satu perkembangan yang pcrlu dicatat dalam program
ini adalah dikembangkannya program layanan bagi mahasiswa
Aktif Lewat Masa Studi (ALMS) melalui kcrja sama dcngan
Oirektorat Tenaga Kepcndidikan (Oit. Tcndik), sejak tahun 2002
sampai dengan 2005 (Ockan FKIP-UT, 2005). Program ini
memberikan layanan tutorial khusus yang memacu mahasiswa on
PGSO yang belum lulus untuk bclajar lebih giat schingga mampu
menyelesaikan studinya.
Pada tahun 2006 terjadi perubahan dalam Kurikulum Program
on PGSO. Perubahan ini terkait dcngan adanya kcrja sama antara
UT dan Oirektorat Pendidikan Masyarakat, Oirektorat Jenderal
Pcndidikan Luar Sekolah, yang scdang gcncar-gencarnya
meluncurkan program Pcmberantasan Buta Aksara (PBA). Untuk
mengakomodasi program PBA ini, para guru SO yang scdang
mengikuti Program on PGSO dianggap tepat untuk menjadi salah
satu ujung tombak di lapangan. Sehubungan dengan itu
dikembangkan satu matakuliah yang memungkinkan para guru SO
ini mcmiliki kemampuan untuk membimbing warga belajar (WB)
dari buta aksara menjadi melck aksara. Matakuliah tersebut
81