Page 112 - Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (Di dedikasikan kepada DR. Setijadi, M.A)
P. 112
seperti yang tampak di dalam Tabel 4 betapa alokasi dana pembangunan
untuk sektor pendidikan relatif sangat terbatas. Dengan demikian amanat
UUD 1945 untuk mencerdaskan kehidupan bangsa terus tercecer dilihat
dari segi kebutuhan bangsa dibandingkan dengan negara-negara lainnya di
Asia dan dunia. Data dalam Tabel 1 menunjukkan sampai akhir PELITA
III jumlah siswa SO 23,153 juta, SLTP 4,758 juta, SMTA 2,592 juta,
pendidikan tinggi 824 ribu. Atau perhitungan angka partisipasi adalah
masing-masing pada akhir PELITA III 99,5, 44,4, 26,1, dan untuk pen-
didikan tinggi 5,3. Angka-angka tersebut menunjukkan kondisi yang masih
jauh dari keinginan kita untuk mencerdaskan bangsa kita ini.
Apabila kita cermati dalam Tabel 4 dana pemerintah untuk pendidikan
sejak tahun 1969 sebesar 2,683 milyar pada akhir PELITA III tahun 1983
menjadi 2.361 milyar atau 9,45% dari anggaran pemerintah. Namun de-
mikian angka tersebut baru merupakan 2,08 % dari GNP. Selain daripada
itu dana yang berasal dari luar negeri (pinjaman maupun hibah) baru
dialokasikan pemerintah secara lebih memadai mulai PELITA III oleh
karena dana-dana tersebut terutama diperuntukkan bagi pembangunan in-
frastruktur sektor ekonomi. Demikian pula kebutuhan tenaga yang terba-
tas untuk melaksanakan pengembangan pendidikan melalui INPRES
Pendidikan yang dimulai pada tahun 1973 menyebabkan kualitas pendi-
dikan menurun. 01eh sebab itu, dilaksanakanlah berbagai cara untuk
meningkatkan jumlah dan mutu pendidikan guru secara massal.
3. Akselerasi Pembangunan Nasional
Pada dekade tahun 70-an berhembuslah suatu pandangan baru menge-
nai pembangunan. Negara-negara berkembang yang pada saat itu sedang
giat dalam pembangunan menggunakan pendekatan basic needs appro-
ach di dalam pembangunannya. Artinya pembangunan bukan hanya difo-
kuskan kepada infrastruktur ekonomi, tetapi juga untuk pembangunan
106