Page 22 - Peran Matematika, Sains, dan Teknologi Dalam Mendukung Gaya Hidup Perkotaan (Urban Lifestyle) Yang Berkualitas
P. 22

Peran MST dalam Mendukung Urban Lifestyle yang Berkualitas  11



                 Model Degradasi Kualitas Lingkungan Hidup
                       di Perkotaan pada Waktu Tertentu

                                  Sri Enny Triwidiastuti

               PENDAHULUAN

                   Sampai  hari  ini  jumlah  penduduk  di  dunia  terus  bertambah  dan  gaya
               hidup masyarakat semakin meningkat. Di kota-kota besar, jumlah kendaraan
               bermotor  yang  memasuki  kota  pada  pagi  hari  bertambah,  baik  sepeda
               motor maupun mobil. Perusahaan otomotif dan para pengambil keputusan
               bidang ekonomi merasa gembira dengan meningkatnya jumlah kendaraan.
               Di  lain  pihak  meningkatnya  jumlah  kendaraan  menimbulkan  beberapa
               masalah, antara lain kemacetan lalu lintas, kerugian pemakaian BBM, waktu
               yang  tersita  pekerja  dan  masalah  kesehatan  akibat  polusi  udara.  Dampak
               bertambahnya  penduduk  di  kota  besar  juga  menimbulkan  masalah,  salah
               satunya  pembuangan  limbah  rumah  tangga.  Limbah  rumah  tangga  salah
               satu penyebab penurunan kualitas lingkungan hidup. Jaman dahulu sungai
               mempunyai organisme alami yang dapat mengolah limbah secara seimbang,
               tetapi  bertambahnya  penduduk  yang  bermukim  di  tepi  sungai  dan
               mempunyai  kebiasaan  membuang  sampah  di  sungai  menyebabkan  sungai
               penuh  dengan  limbah/sampah.  Akibat  masalah  tersebut  organisme  alami
               yang terdapat di sungai akan mati dan tidak mampu mengolah limbah yang
               terlalu banyak.
                   Limbah rumah tangga yang tidak berada di sungai, juga berperan besar
               pada  pencemaran  lingkungan  (Wiryono,  2007).  Contohnya,  produksi
               sampah  di  Jakarta  tahun  2015  diperkirakan  mencapai  6.000  ton  per  hari.
               Sekitar  4.500  ton  (75%)  yang  terangkut  ke  Tempat  Pembuangan  Sampah
               Terpadu (TPST) Bantar Gebang. Setiap tahun, Ibu Kota harus mengeluarkan
               ratusan  miliar  rupiah  untuk  membayar  biaya  pengolahan  sampah  (tipping
               fee) dan biaya sosial warga sekitar TPST. Masalah limbah terjadi tidak hanya
               volumenya  yang  semakin  besar,  tetapi  juga  jenis  yang  tidak  dapat  didaur
               ulang  dan  beracun  (B2  dan  B3),  sehingga  perlu  pengolahan  tersendiri.  Di
               negara  berkembang,  selain  faktor  fisik,  non  fisik  penyumbang  degradasi
               lingkungan  adalah  kemiskinan  dan  kurangnya  pengetahuan  masyarakat
               (Sampah  di  Jakarta  Diperkirakan  Capai  6.000  Ton  Per  Hari,  2015).
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27