Page 26 - Nyala Daya Juang Para Guru Bangsa : Kisah Inspiratif Mahasiswa FKIP UT Seri 2
P. 26

kebun-kebun rakyat, waktu seakan berjalan lebih lambat, mengikuti irama
                 alam yang tak  tergesa-gesa. Jalan-jalan tanahnya, berdebu di musim
                 kemarau dan becek kala hujan tiba, adalah saksi bisu dari kehidupan
                 yang mengalir tenang, seperti aliran sungai yang mengairi sawah-sawah
                 di sekitarnya.
                     Orang-orang di Bandar Khalipah, mereka adalah jiwa-jiwa yang keras,
                 dibentuk oleh tanah yang subur dan cuaca yang kadang tak bersahabat.
                 Mereka hidup dari apa yang bumi berikan—bertani, berdagang kecil-
                 kecilan, dan berusaha mengais rezeki dari keringat mereka sendiri. Di
                 balik kesederhanaan mereka, tersimpan kebijaksanaan yang tak tertulis,
                 sebuah pemahaman tentang hidup yang telah diwariskan dari generasi
                 ke generasi.
                     Di tengah masyarakat inilah, lahir dua sosok sederhana namun
                 penuh keteguhan. Bapak Putri, dengan pendidikan SMA, tak pernah
                 ragu mengabdikan diri sebagai pembina di sekolah dan pondok yayasan
                 Baitul Aziz. Saat waktu senggang, ia mengurus perkebunan kelapa
                 sawit, menjaga warisan alam yang telah menjadi bagian dari hidupnya.
                 Ibunya, yang juga berlatar pendidikan SMA, adalah seorang ibu rumah
                 tangga yang tak kenal lelah, mengurus anak-anak dan rumah dengan
                 penuh cinta. Di sela-sela kesibukannya, ia mengelola usaha jilbab dan
                 barang-barang bangunan, membuktikan bahwa di balik kelembutannya,
                 tersimpan semangat dan keteguhan hati yang luar biasa.

                     Dari pasangan inilah, lahir tujuh anak yang dibesarkan dengan nilai-
                 nilai kesederhanaan dan kerja keras. Di antara ketujuh bersaudara ini,
                 Putri Solihat adalah anak bungsu. Ia tumbuh di tengah tiga kakak lelaki
                 dan tiga kakak perempuan, menjadi yang terakhir dalam garis keturunan,
                 namun tidak berarti menjadi yang paling lemah. Justru, sebagai bungsu,
                 Putri sering kali menjadi tumpuan harapan dan inspirasi bagi kakak-
                 kakaknya. Di dalam keluarga yang penuh cinta dan ketekunan ini, Putri
                 belajar bahwa hidup bukan soal siapa yang datang pertama, tetapi
                 tentang  bagaimana  kita  melangkah  dalam  kehidupan,  membawa
                 manfaat bagi sesama.



                       Nyala Daya Juang Para Guru Bangsa Seri 2
                 14    Kisah Inspiratif Mahasiswa FKIP UT
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31