Page 537 - Trends in Science and Technology fo Sustainable Living
P. 537
498 Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Terbuka (2023)
Tabel 6. Matrik Perubahan Lahan di Kecamatan Parung Panjang
Tahun 2000-2021
Penggunaan Lahan Tahun Penggunaan Lahan Tahun 2021
2000 BA IN LT PDK PRT VC
Badan Air 5,73 20,66 31,08 58,18 49,08 8,87
Industri 0,47 55,55 35,61 70,11 90,86 57,37
Lahan terbuka 0,18 44 108,72 61,04 169,66 61,83
Permukiman desa dan kota 0,44 53,71 97,77 420 170,63 37,54
Pertanian 0,78 74,44 482,41 307,13 785,83 159,15
Vegetasi campuran 0,67 164,47 608,86 849,92 1366,34 1531,34
Keterangan: BA (Badan air), IN (Industri), LT (Lahan terbuka), PDK (Permukiman
desa dan kota), PRT (Pertanian), VC (Vegetasi campuran)
Tabel 6 menunjukkan bahwa luas lahan yang digunakan
untuk vegetasi campuran mengalami penurunan drastis yang
diakibatkan oleh alih fungsi menjadi peruntukan lain, yaitu industri
164,47 ha, ruang terbuka 608,86 ha, permukiman perdesaan
dan perkotaan 849,92 ha, dan pertanian 1.366,34 ha. Pemerintah
daerah setempat harus memperhatikan hal ini agar pemerintah
daerah dapat menjaga keseimbangan kawasan bervegetasi di
masa depan. Kawasan bervegetasi merupakan kawasan yang
mampu menjadi wilayah serapan air untuk menunjang kebutuhan
air di wilayah tersebut. Begitu pula dengan kawasan pertanian
yang telah diubah menjadi lahan permukiman sebesar 307,13 ha.
Hal ini senada dengan hasil penelitian Setyowati dan Munibah
(2015), yang menyatakan bahwa kawasan Parung Panjang
terletak di pinggiran kota besar yaitu Tangerang Selatan, sehingga
mengalami perubahan lahan yang cukup tinggi dari bervegetasi
menjadi lahan industri dan permukiman. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan penggunaan lahan menurut Priambudi
et al. (2014) antara lain lokasi strategis (ketersediaan), topografi,
harga tanah, akses transportasi, dan tingkat pendapatan; ini
merupakan faktor dominan yang mempengaruhi perubahan
penggunaan lahan dan kondisi sosial ekonomi di sekitar perumahan.