Page 23 - 31 Tahun Universitas Terbuka Melayani Bangsa : Potret Keragaman Mahasiswa UT Sebagai Pagar Bangsa
P. 23

Merajut Prestasi untuk Masa Depan











                  pertimbangan kuliahnya tidak harus datang ke                studinya ia akan mampu membenahi dan
                  kampus setiap hari sehingga bisa ditempuhnya                mengelola kearsipan di lingkungan tempat
                  sambil bekerja. Dengan demikian ia juga tidak               kerjanya. Namun Mumun mengakui, untuk
                  terlalu membebani suami maupun merepotkan                   menyelesaikan studinya harus berusaha ekstra

                  orang tuanya dalam hal biaya kuliah. “Saya                  keras. Pekerjaan di tempat kerjanya sudah menyita
                  merasa bangga menjadi mahasiswa UT karena                   waktu banyak. Begitu pulang ke rumah, anak
                  UT adalah perguruan tinggi negeri, dan bahan                sudah menunggu mengajak bermain sehingga

                  ajarnya juga sering digunakan oleh perguruan                waktunya praktis habis untuk bekerja dan
                  tinggi lain. Bahan ajarnya juga dapat diakses               mengurus anak. Namun, semangat belajarnya
                  melalui online. Perguruan tinggi lain di sekitar            terus membara. Pada waktu senggang di tengah
                  sini belum melakukan hal ini. Ketika teman-                 jam kerja, dimanfaatkannya untuk membaca
                  teman menanyakan tentang UT, saya langsung                  modul. Belajar dilanjutkannya di rumah setelah

                  menjelaskan kelebihan kuliah di UT sehingga                 anak tidur dan urusan rumah tangga selesai. “Saya
                  beberapa teman langsung mengikuti jejak saya                berusaha untuk setiap hari belajar memahami
                  masuk ke UT,” katanya.                                      modul,“ kata anak pertama dari tiga bersaudara

                                                                              ini. Dengan pola belajar yang demikian, IPK yang
                  Mumun mempunyai alasan mengapa mengambil                    dia capai masih dirasa kurang memuaskan, yaitu
                  Program Studi D-IV Kearsipan. Selain disarankan             baru mencapai 2,67.  Dia menyadari harus belajar
                  oleh kepala sekolahnya, juga karena di tempat               lebih giat lagi  agar memperoleh IPK lebih tinggi
                  kerjanya belum memiliki arsiparis. Padahal peran            di semester yang akan datang. Penyuka bakso ini

                  arsiparis di setiap kantor atau sekolah sangat              juga berharap agar UT memberikan beasiswa tidak
                  diperlukan. Dokumen-dokumen penting di                      hanya bagi mahasiswa yang berprestasi secara
                  setiap kantor, menurutnya, perlu dikelola dengan            akademik, tetapi juga mahasiswa yang berprestasi

                  baik. Apabila sewaktu-waktu diperlukan kembali,             non akademik, misalnya prestasi di bidang atletik
                  maka setiap dokumen harus dapat dicari dengan               seperti dirinya.
                  mudah. Harapannya, setelah menyesesaikan









                                 31 Tahun Universitas Terbuka Melayani Bangsa : Potret Keragaman Mahasiswa UT Sebagai Pagar Bangsa  17
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28