Page 104 - 35 Tahun Universitas Terbuka: Potret Tutor UT
P. 104

Potret Tutor UT








           92     kuliah, yaitu Perspektif    Pendidikan SD, Metode           paling aktif setelah saya tunjuk sebagai ketua
                  Pengembangan Bahasa,  Keterampilan Berbahasa                kelas. Bahkan di akhir tutorial setelah pertemuan
                  Indonesia, Pendidikan Bahasa Indonesia, Bahasa              ke-8 saya diajak makan-makan bersama,” ujarnya
                  dan Sastra Indonesia, Materi dan Pembelajaran               tertawa.

                  Bahasa  Indonesia,    Pembelajaran  Terpadu,
                  Pengantar Pendidikan, Evaluasi Pembelajaran,                Sebagai tutor, Edi selalu memotivasi mahasiswa
                  Penelitian Tindakan Kelas, Perkembangan Peserta             agar  selalu  lebih  baik  dalam  proses  belajar

                  Didik, Pemantapan Kemampuan Profesional, dan                mandiri  dan  membimbing mahasiswa  untuk
                  Pembelajaran Kelas Rangkap.                                 membuat peta konsep (road map) mata kuliah. Ia
                                                                              juga tak lupa untuk memberikan feed back atas
                  Edi masih mengingat saat-saat awal ia mengajar              capaian mahasiswa, baik hasil partisipasi maupun
                  mahasiswa. “Di  Narmada, Lombok Barat,                      kualifikasi capaian kuis, tugas, dan sebagainya.

                  misalnya, satu-dua orang mahasiswa  mengajukan
                  pertanyaan yang tidak ada kaitan dengan materi              Dalam membimbing mahasiswa,  ia menekankan
                  modul, tetapi lebih kepada upaya menjajagi                  betul soal kualitas komunikasi dengan mahasiswa.

                  kompetensi tutor,” ujarnya sambil tertawa.  Pada            “Karena itu, selain melakukan komunikasi
                  kesempatan lainnya, ketika melakukan tutorial di            langsung, juga tidak langsung, termasuk melalui
                  Lombok Timur, ada mahasiswa yang cenderung                  media sosial,” kata lulusan Pendidikan Bahasa
                  menciptakan suasana kelas tidak kondusif.                   dan Sastra Indonesia IKIP PGRI Malang tahun
                                                                              1991 ini.

                  Mendapat pengalaman pertama seperti itu,                    Upaya itu mendapat tanggapan baik dari para
                  semangat Edi tidak surut. Ia tetap menyampaikan             mahasiswa. “Ada saja mahasiswa  yang rindu
                  penjelasan materi modul dengan cara yang tepat              nasihat-nasihat saya,” ujarnya.  Tentu Edi tak

                  dan persuasif kepada mahasiswa. “Mahasiswa                  melupakan pentingnya kualitas bahan ajar. Para
                  tersebut justru berbalik menjadi suporter  yang             mahasiswa menilai, salah satu keistimewaan
   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109